Polisi Diraja Malaysia (PDRM) menangkap empat pria yang diduga merencanakan pembunuhan dan serangan teror skala besar di Lembah Klang, Kuala Lumpur.
Channel News Asia melaporkan bahwa Inspektur Jenderal PDRM Abdul Hamid Bador mengatakan keempatnya telah mengaku sebagai simpatisan ISIS dan sedang bersiap untuk melakukan serangan pada pekan pertama Ramadan.
Dari 5 hingga 7 Mei, PDRM menahan para tersangka yang diduga seorang warga Malaysia, dua warga etnis Rohingya, dan seorang WNI.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sudah mengetahui kabar penangkapan tersebut.
"PDRM telah mengeluarkan rilis mengenai penangkapan empat orang terduga radikalisme atau terorisme. Dari keempat orang tersebut, terdapat seorang yang diduga WNI," jelas Iqbal dalam keterangan tertulis melalui pesan singkat yang diterima Alinea.id pada Selasa (14/5).
Dia menuturkan bahwa KBRI Kuala Lumpur telah meminta akses kekonsuleran kepada PDRM guna memverifikasi dokumen dan kewarganegaraan WNI tersebut.
PDRM menyatakan, pria yang diduga WNI itu ditangkap di Subang Jaya pada 7 Mei.
Sedangkan warga Malaysia yang diduga menjadi dalang dari upaya tindakan teror ini ditangkap di Kuala Berang, Terengganu, pada 5 Mei. Saat ditangkap, polisi menyita satu pistol, 15 peluru, serta enam alat peledak (IED) dari pria berusia 34 tahun tersebut.
Salah satu dari pria Rohingya yang ditangkap memiliki status pengungsi.
"Dia mengaku mendukung kelompok teror Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) dan berencana untuk menyerang Kedutaan Besar Myanmar di Kuala Lumpur," jelas Abdul.
Abdul menyatakan bahwa mereka berencana untuk membunuh sejumlah tokoh terkemuka yang mereka anggap tidak mendukung atau pernah menghina Islam.
"Mereka juga merencanakan serangan besar-besaran terhadap sejumlah tempat ibadah Kristen, Hindu, Buddha, serta pusat-pusat hiburan di Lembah Klang," lanjutnya.
Serangan itu diduga merupakan balasan dari kematian pemadam kebakaran Muhammad Adib Mohd Kassim.
Adib tewas pada 17 Desember 2018 setelah terluka parah dalam kerusuhan di Kuil Sri Maha Mariamman Seafield, Selangor, tempat kekacauan meletus akibat persoalan relokasi kuil.
PDRM menyatakan masih melacak tiga orang lainnya yang diduga juga berencana melakukan aksi teror.