Indonesia dukung negosiasi damai Afghanistan-Taliban

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyatakan Indonesia terus mendukung perkembangan Afghanistan Peace Negotiation yang dimulai pada September.

Meski begitu, dia menyatakan, bahwa perundingan antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan itu belum mengalami kemajuan yang berarti.

"Pada 2 Desember 2020, kedua pihak berhasil menyepakati tahap awal perundingan, yaitu rules of procedures," jelas Menlu Retno dalam pengarahan media secara virtual, pada Kamis (3/12).

Menurut Menlu Retno, tahapan tersebut penting karena memungkinkan tahapan berikutnya, di mana negosiasi isu substantif dapat dimulai.

Menanggapi perkembangan positif tersebut, Indonesia menyambut baik kesepakatan yang merupakan langkah penting menuju perdamaian abadi di Afghanistan.

"Indonesia mendorong kedua pihak untuk terus melakukan interaksi secara konstruktif yang didasarkan pada niat baik dan upaya untuk mencari solusi bersama, agar negosiasi terhadap isu substantif dapat segera dimulai," tutur Menlu Retno.

Lebih lanjut, Retno menegaskan, bahwa Indonesia menggarisbawahi prinsip Afghan-owned dan Afghan-led, serta proses perdamaian inklusif yang melibatkan peran ulama dan perempuan.

"Indonesia berharap kedua pihak dapat segera membahas upaya mengakhiri kekerasan, antara lain dengan menerapkan jeda kemanusiaan atau humanitarian pause yang diharapkan dapat berlanjut dengan kesepakatan gencatan senjata yang permanen," sambungnya.

Selain mengakhiri penderitaan rakyat Afghanistan, Menlu Retno menilai, bahwa jeda kemanusiaan juga akan memungkinkan penanganan dampak pandemi Covid-19 di negara tersebut.

Dia menekankan, Indonesia juga berkomitmen terhadap upaya-upaya menciptakan perdamaian yang berkelanjutan dengan memberikan dukungan peningkatan kapasitas dan dukungan proses pembangunan Afghanistan termasuk pelibatan peran perempuan.