Pemerintah Indonesia dan Republik Islam Iran, menyepakati 10 bidang kerja sama. Kerja sama mencakup bidang kesehatan hingga perdagangan. Kesepakatan diteken dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi, ke Indonesia. Presiden Joko Widodo menerima Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Jokowi menyampaikan kerja sama bilateral pertama terkait sektor kesehatan, yakni proyek percontohan telemedicine di puskesmas. "Pilot project untuk telemedicine dan kolaborasi alat telemedicine pada 11 puskesmas telah berjalan," kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/5).
Presiden menyebutkan, kerja sama kedua negara juga ada di bidang alih teknologi dan produksi bersama dengan BUMN. Juga kerja sama bioteknologi dan nanoteknologi ditujukan untuk bidang kesehatan, energi, pertanian, dan lingkungan.
Ini kunjungan pertama kali Presiden Raisi sejak dilantik pada 2021. Raisi akan berada di Indonesia selama dua hari, 23-24 Mei, atas undangan resmi Presiden Jokowi. Selama di Indonesia, Raisi akan bertemu Ketua DPR dan Ketua MPR, cendikiawan, pemikir, dosen, mahasiswa, dan pelaku usaha.
Pemerintah Indonesia dan Republik Islam Iran menyepakati sepuluh kerja sama. Pertama, soal preferensi perdagangan. Kedua, pemberantasan peredaran gelap narkotika, zat psikotropika, dan prekursornya. Ketiga, bidang iptek dan inovasi.
Berikutnya soal jaminan produk halal, pengembangan sektor energi, regulasi di bidang produk farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan. Lalu, bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan; promosi perdagangan dan pertukaran budaya.