close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menghadiri
icon caption
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menghadiri
Dunia
Jumat, 09 April 2021 14:34

Indonesia minta Inggris dukung kesetaraan akses vaksin Covid-19

Indonesia nilai Inggris punya peran besar dalam memastikan kelancaran distribusi vaksin.
swipe

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri "ASEAN-UK Open Ended Troika Dialogue" yang dilakukan secara virtual pada Kamis (8/4). Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menyampaikan pentingnya upaya bersama untuk dapat mengatasi pandemik Covid-19, termasuk melalui kerja sama dengan Inggris. 

"Kita harus terus mengamankan akses dan distribusi vaksin yang setara. Sebagai negara produsen vaksin, Inggris memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran distribusi dan suplai vaksin untuk semua negara," jelas Menlu Retno seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Lebih lanjut, Retno menyatakan bahwa dalam jangka panjang, baik Inggris maupun ASEAN harus terus menyuarakan multilateralisme vaksin dan membangun ketahanan kesehatan regional dan global. Saat ini, jelasnya, baru tersedia 16,8 juta dosis vaksin untuk 600 juta penduduk ASEAN, atau hanya meliputi 3% dari populasi.

Dalam pertemuan yang dihadiri Menlu Inggris Dominic Raab dan menlu serta pejabat tinggi dari negara-negara anggota ASEAN itu, Menlu Retno juga mendorong kerja sama Inggris dengan ASEAN di berbagai bidang, termasuk pemulihan ekonomi dan perubahan iklim.

Dari sisi ekonomi, terdapat potensi kerja sama sangat besar antara ASEAN dan Inggris. Total nilai perdagangan antara keduanya pada 2019 adalah US$52 miliar, lebih besar dari perdagangan Inggris dengan Jepang, India, atau Korea Selatan.

Menlu Retno memaparkan bahwa Inggris juga menjadi investor terbesar ketiga di ASEAN dari Eropa. ​"Angka-angka ini menunjukkan adanya peluang bagi ASEAN dan Inggris untuk meningkatkan upaya menuju pemulihan ekonomi. Guna mencapai hal ini, kita juga harus mengatasi hambatan perdagangan antara negara-negara ASEAN dengan Inggris, misalnya melalui program fasilitasi perdagangan," kata Menlu Retno.

Ke depan, imbuhnya, kerja sama tersebut dapat diperluas mencakup area-area lain yang menjadi kepentingan bersama, seperti ekonomi digital, layanan keuangan, dan energi baru dan terbarukan. Kerja sama ASEAN dengan Inggris juga perlu didorong dalam isu perubahan iklim.

Sebagai kawasan yang rawan bencana, Menlu Retno mengatakan bahwa ASEAN memiliki perhatian besar terhadap dampak merusak perubahan iklim. Oleh karena itu, upaya pemulihan ekonomi dari pandemik harus dibarengi dengan upaya mengatasi perubahan iklim.

Terkait situasi di Myanmar, Menlu Retno menekankan bahwa kekerasan harus dihentikan untuk mencegah terus berjatuhannya korban dan demokrasi harus ditegakkan kembali. Dia menegaskan, ASEAN harus menjadi kawasan yang aman, stabil, dan damai.

"Saya dengan jelas menyampaikan bahwa ASEAN hanya ingin mengulurkan bantuan untuk mengatasi situasi di Myanmar. Hanya dengan begitu, kita sebagai keluarga dapat mencapai kemakmuran bersama," tutup Menlu RI.

​​​Negara-negara anggota ASEAN turut mengapresiasi peran Inggris dalam COVAX Facility yang berkontribusi terhadap suplai vaksin di kawasan dan dukungan Inggris pada ASEAN Covid-19 Response Fund. Menlu Raab memandang ASEAN sebagai mitra penting dan menyambut baik usulan kerja sama dari ASEAN di bidang maritim, lingkungan, pemulihan ekonomi, dan digitalisasi. 

Inggris selaku ketua G7 pada tahun ini mengharapkan dukungan ASEAN dan mengundang kehadiran Sekjen ASEAN dan Brunei Darussalam, selaku ketua ASEAN pada 2021. Terkait Myanmar, Menlu Raab juga menyampaikan keprihatinan akan meningkatnya kekerasan dan mengakui peran khusus ASEAN dalam menyelesaikan masalah ini.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan