close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Inggris / Pixabay
icon caption
Ilustrasi Inggris / Pixabay
Dunia
Rabu, 29 Januari 2020 18:09

Inggris izinkan penggunaan Huawei, AS kecewa

Pemerintahan Donald Trump telah mendesak sekutu AS untuk melarang total penggunaan produk Huawei.
swipe

Pemerintah Inggris mengatakan pada Selasa (28/1), pihaknya akan mengizinkan raksasa telekomunikasi China, Huawei, untuk terlibat dalam pembangunan teknologi 5G di negara itu. Keputusan tersebut dinilai dapat mengancam kerja sama intelijen dan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Pengumuman itu muncul menyusul debat publik selama berbulan-bulan di Inggris tentang bagaimana merespons kekhawatiran AS soal potensi risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh komponen Huawei serta ancaman serangan siber China.

Menurut pernyataan pemerintah Inggris, operator seluler akan dapat menggunakan peralatan Huawei pada jaringan 5G mereka, tetapi perusahaan itu akan dikecualikan dari bagian inti yang sensitif.

Pemerintahan Donald Trump telah mendesak sekutu AS untuk melarang total penggunaan produk Huawei, menuduh Beijing dapat menggunakannya untuk kegiatan mata-mata. Kepada Inggris khususnya, AS mengingatkan bahwa kerja sama intelijen kedua negara dapat berisiko jika hal tersebut dilakukan.

Di bawah hukum China, perusahaan-perusahaan lokal dapat diperintahkan untuk bertindak di bawah arahan Beijing. Dan Huawei telah secara konsisten membantah peralatannya dimanfaatkan untuk melakukan pengintaian.

Perdana Menteri Boris Johnson mendapat tekanan kuat, termasuk dari internal partainya, untuk membenarkan tuduhan AS terhadap Huawei. Dia disebut sempat membahas isu ini dengan Trump via telepon pada Jumat (24/1), lalu pada Minggu (26/1), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mentwit bahwa Inggris menghadapi keputusan penting terkait 5G.

Huawei telah memiliki kehadiran signifikan pada jaringan nirkabel Inggris, dan telah beroperasi di bawah pengawasan badan keamanan pemerintah sejak 2003.

"Kami selalu memperlakukan mereka sebagai 'vendor berisiko tinggi' dan telah berupaya membatasi penggunaannya di Inggris serta melakukan mitigasi tembahan pada peralatan dan layanan mereka," ungkap Direktur Teknis Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) Ian Levy.

Ada pun Huawei dalam pernyataannya menyebutkan, perusahaan telah diyakinkan bahwa mereka dapat terus bekerja sama dengan pelanggan mereka di Inggris terkait jaringan 5G, meski dalam peran terbatas.

"Kami sepakat pasar vendor yang beragam dan persaingan yang adil sangat penting bagi keandalan dan inovasi jaringan, sama halnya dengan memastikan konsumen memiliki akses ke teknologi sebaik mungkin," terang Wakil Presiden Huawei Victor Zhang.

Isu ini menunjukkan bagaimana konflik antara Negeri Paman Sam versus Negeri Tirai Bambu terkait masa depan teknologi telah memaksa negara-negara lain untuk memihak, terutama ketika itu menyangkut kemajuan yang dapat memengaruhi keamanan nasional.

5G memungkinkan pemrosesan data lebih besar dan lebih cepat, serta dipandang sebagai komponen integral dari teknologi baru. Dan PM Johnson telah menjanjikan akses 5G bagi seluruh negeri pada 2025.

Huawei, yang memimpin dalam teknologi 5G dan juga merupakan salah satu produsen ponsel terbesar di dunia, menilai bahwa bisnisnya telah menjadi bagian dari kampanye terpadu AS. Produk-produk Huawei kerap digambarkan lebih unggul dan lebih murah dibanding rivalnya asal Eropa, Nokia dan Ericsson.

Sejumlah ahli menyebut bahwa Huawei, yang berpusat di Shenzen, berutang besar atas keberhasilannya pada pinjaman pemerintah China.

Merespons keputusan pemerintah Inggris, juru bicara perusahaan telekomunikasi BT (BTGOF), yang mengoperasikan jaringan di Inggris dan beberapa pasar lain, mengatakan bahwa pengumuman itu adalah klarifikasi penting bagi industri. Mereka menegaskan tidak akan menggunakan peralatan Huawei pada jaringan intinya.

Operator jaringan seluler Three mengungkapkan tengah meninjau keputusan pemerintah Inggris. O2 menjelaskan bahwa produk Huawei membentuk kurang dari 1% dari infrastruktur jaringan yang mereka miliki.

O2 menegaskan akan terus bekerja sama dengan vendor utamanya, Nokia dan Ericsson. Vodafone (VOD) menyebut akan mempelajari keputusan pemerintah Inggris dan dampak potensialnya serta bekerja sama dengan pihak berwenang jika dibutuhkan.

Sementara itu, seorang pejabat senior AS mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan Inggris. Tetapi, dia menyatakan, Washington akan terus menekan seluruh negara untuk menghindari penggunaan peralatan Huawei.

Kondisinya menjadi tidak menguntungkan bagi Inggris mengingat negara itu akan bercerai dari Uni Eropa pada 31 Januari. Penting bagi London untuk mengamankan kesepakatan perdagangan baru dengan AS pasca-Brexit, dan mengizinkan Huawei untuk beroperasi di Inggris bisa membuat pakta tersebut sulit dicapai.

Tiga anggota Senat AS, yang berperan dalam menyetujui kesepakatan perdagangan tersebut, telah memperjelas "ancaman" itu lewat sepucuk surat kepada Johnson. Surat tersebut dikirim pada Senin (27/1).

"Kami berharap pemerintah Anda akan membuat keputusan yang tepat dan menolak dimasukkannya Huawei dalam infrastruktur Inggris," sebut surat dari Senator Republikan Marco Rubio, Tom Cotton, dan John Cornyn itu.

Belum ada respons resmi dari pemerintahan Trump terkait kerja sama intelijen dengan Inggris. (CNN)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan