Turis dan industri travel melampiaskan frustasi dan kemarahan mereka pada Sabtu (17/7), setelah Inggris membatalkan rencana melonggarkan pembatasan perjalanan dari Prancis, dengan alasan kekhawatiran tentang varian coronavirus.
Langkah itu dilakukan terlepas dari kenyataan bahwa Prancis saat ini memiliki tingkat virus yang lebih rendah daripada Inggris. Di mana varian delta yang sangat menular mendorong lonjakan infeksi. Pada Sabtu, Sekretaris Kesehatan Sajid Javid, yang bertanggung jawab atas tanggapan coronavirus Inggris mengatakan, telah positif Covid-19 dan mengasingkan diri sambil menunggu hasil tes kedua. Javid mengatakan dalam pesan video bahwa dia telah mendapatkan suntikan vaksin.
Kasus coronavirus sendiri telah meningkat selama berminggu-minggu di Inggris. Di mana lebih dari 54.000 infeksi baru dikonfirmasi pada Sabtu (17/7), total harian tertinggi sejak Januari. Rawat inap dan kematian juga meningkat, tetapi tetap jauh lebih rendah daripada puncak infeksi sebelumnya berkat vaksinasi.
Meskipun kasus melonjak, pembatasan yang tersisa akan dicabut di Inggris pada Senin (19/7), kendati begitu, pemerintah menyarankan orang untuk tetap berhati-hati. Masker masih akan diwajibkan di bus dan kereta bawah tanah London dan beberapa jaringan transit lainnya.
Pemerintah Inggris mengumumkan pada Jumat (16/7) malam, bahwa orang-orang yang datang dari Prancis harus mengisolasi diri selama 10 hari saat memasuki Inggris, bahkan jika mereka sudah divaksinasi sepenuhnya. Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah pemerintah mengatakan penduduk Inggris yang divaksinasi tidak akan lagi menghadapi karantina mulai Senin (19/7), ketika puluhan negara diumumkan sebagai golongan "kuning," atau sedang, pada sistem risiko coronavirus Inggris. Daftar kuning mencakup Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian besar Eropa.
Sebelum pandemi, lebih dari 17 juta penduduk Inggris mengunjungi Prancis setiap tahunnya. Gemma Antrobus dari Asosiasi Operator Tur Independen mengatakan, pengumuman pada Jumat (16/7) telah mengejutkan industri travel.
“Industri travel sama terkejutnya dengan konsumen, dan kami benar-benar hanya perlu mengambil bagian dan menanganinya dan membantu klien kami melalui situasi yang sangat mengerikan ini,” katanya kepada BBC.
Georgina Thomas, seorang perawat Inggris yang mengunjungi orang tuanya di Prancis Barat, mengatakan frustrasi dengan pendekatan yang tidak konsisten yang diambil pemerintah.
"Tidak semuanya tampak logis. Jika karantina diperlukan, biarlah, tetapi saya yakin risiko saya akan lebih tinggi ketika kembali ke Inggris," katanya.
Sementara Prancis juga memperketat aturan perbatasannya. Mulai Minggu (18/7), orang yang tidak divaksinasi dari Inggris, Spanyol, Portugal, Belanda, Yunani atau Siprus harus menunjukkan hasil negatif dari tes kurang dari 24 jam untuk masuk.