Rusia dan Lebanon membahas rencana Moskow mengenai pemulangan besar-besaran pengungsi Suriah ke tanah air mereka, ungkap kantor perdana menteri Lebanon pada Selasa (24/7).
Kantor PM juga mengatakan bahwa Lebanon berharap prakarsa Kremlin tersebut dapat menangani kondisi yang mereka sebut sebagai "krisis perpindahan".
Badan urusan pengungsi UNHCR mengatakan terdapat sekitar satu juta warga Suriah di Lebanon, yang menjadi seperempat dari jumlah keseluruhan penduduk negara itu.
Pemerintah Lebanon menyebutkan pengungsi Suriah tersebut berjumlah sekitar 1,5 juta.
Pekan lalu, Rusia mengatakan membentuk Pusat Penerimaan, Penempatan dan Penampungan Pengungsi untuk membantu ratusan ribu pengungsi kembali ke negara mereka.
Perdana Menteri Saad al-Hariri membahas rencana itu dengan para pejabat dari kedutaan besar Rusia di Beirut pada Selasa. Akhir pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengirimkan seorang wakil khusus ke Beirut bersama wakil menteri luar negeri dan seorang pejabat kementerian pertahanan untuk melanjutkan pembicaraan, kata kantor Hariri.
"Hariri merasa gembira atas peta jalan yang disiapkan Kementerian Pertahanan Rusia, berharap bahwa koordinasi dengan pemerintah Amerika Serikat, PBB dan berbagai pihak terkait lainnya akan membentuk upaya serius untuk menangani krisis perpindahan," kata kantornya.
Perang Suriah telah menewaskan sekitar setengah juta orang, membuat 5,6 juta terpaksa pergi ke luar negeri, dan 6,6 juta lainnya mengungsi di dalam negeri.
Karena tentara Suriah, yang didukung Iran dan Rusia, telah mengendalikan lebih banyak wilayah, sejumlah pejabat Lebanon telah menggencarkan imbauan agar para pengungsi pergi ke daerah-daerah di Suriah, yang tidak lagi ada kekerasan.
Pejabat PBB serta negara-negara donor untuk Lebanon mengatakan keadaan di Suriah belum sepenuhnya memungkinkan bagi para pengungsi untuk kembali. Namun dalam beberapa pekan belakangan ini, pihak berwenang Lebanon telah membantu pemulangan ratusan warga Suriah dari Arsal, sebuah daerah perbatasan dengan Lebanon.
Kelompok yang terdiri atas ratusan orang telah berangkat menuju Suriah pada Senin (23/7).
Pemulangan pengungsi dilaporkan turut dibahas dalam pertemuan Donald Trump dan Putin.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya telah mengajukan usul kepada Washington untuk membuat suatu rencana aksi bersama guna membawa para pengungsi kembali ke tempat tinggal mereka sebelum perang pecah pada 2011. Di antara usulan tersebut adalah soal pembentukan kelompok pemantauan beranggotakan Rusia, AS, dan Yordania di Amman serta kelompok serupa di Lebanon.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, lebih dari 1,7 juta pengungsi Suriah bisa kembali ke tanah air mereka dalam waktu dekat.
Sumber: Antara