Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy baru saja membuat pernyataan bahwa negaranya kini tak lagi berambisi bergabung bersama NATO. Sebelumnya, keanggotaan ini menjadi salah satu alasan kuat Rusia menginvasi negara tetangganya itu.
“Invasi dilakukan Rusia karena tidak ingin dikepung negara-negara yang pro-NATO,” ujar Dosen Hubungan Internasional UI, Hariyadi Wirawan dalam Seri Bincang Sejarah ke-9 Serangan Rusia ke Ukraina: Tradisi Konflik dan Isu-isu Geopolitik Global yang digelar Departemen Sejarah FIB UI yang digelar secara daring, Kamis (10/3).
Lebih lanjut, Hariyadi mengemukakan, sejarah antara blok timur dan blok barat tidak bisa dilepaskan dari invasi yang terjadi saat ini. Setelah Presiden Ukraina sebelumnya yang pro-Rusia dikudeta, NATO memperluas keanggotaannya ke negara-negara sebelah timur Jerman, termasuk Ukraina. Tindakan ini berbeda dengan ketentuan keanggotaan sebelumnya di mana NATO tidak akan merekrut negara-negara di kawasan Laut Baltik termasuk Ukraina.
Di sisi lain, Ukraina menjadi target negara-negara barat yang menjadi anggota NATO, khususnya Amerika Serikat. Amerika ingin memperkuat militer barat di wilayah timur.
“Tujuan Ukraina menjadi anggota NATO adalah demi Amerika Serikat sehingga Rusia dengan jarak wilayah pertahanan yang dekat merasa terancam dan hal ini yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa ditolerir,” kata Hariyadi.
Invasi kemudian dilakukan agar Ukraina tidak menuruti keinginan negara-negara barat. Ukraina yang belum resmi menjadi anggota NATO pun tidak memperoleh bantuan dari negara-negara barat.
Presiden Zelenskiy pernah menyinggung, perkara ini pada pidatonya di hari-hari awal Ukraina diserang Rusia.
"Kami ditinggalkan sendirian untuk membela negara kami," kata Zelenskyy dalam pidato kenegaraan yang disiarkan melalui video setelah tengah malam seperti dikutip dari VOA.
Dia menambahkan, "Siapa yang siap bertarung bersama kami? Ukraina tidak melihat siapa pun."
“Siapa yang siap memberi Ukraina jaminan keanggotaan NATO? Semua orang takut," tuturnya.
Padahal saat itu invasi telah memasuki pinggiran Ibu Kota Kiev.
Peneliti Sejarah Eropa Timur, Zeffry Alkatiri menambahkan, invasi Rusia ke wilayah Ukraina tidak bisa dilepaskan dari perebutan wilayah Ukraina sejak masa perang dunia I dan II. Wilayah Ukraina menjadi pertahanan bagi Rusia untuk menjaga serangan dari Prancis dan Jerman. Imbas perang ini juga membuat sekitar 12 juta warga negara Rusia tinggal di Ukraina pada 1970-an.