close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Duta Besar Kamboja untuk Indonesia Hor Nam Bora di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, pada Jumat (8/11). Alinea.id/Valerie Dante
icon caption
Duta Besar Kamboja untuk Indonesia Hor Nam Bora di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, pada Jumat (8/11). Alinea.id/Valerie Dante
Dunia
Jumat, 08 November 2019 17:55

Intervensi konpers oposisi, Dubes Kamboja minta maaf

Dubes Kamboja untuk RI Hor Nam Bora minta maaf karena menganggu saat Wakil Ketua CNRP menggelar konferensi pers di Jakarta.
swipe

Duta Besar Kamboja untuk Indonesia Hor Nam Bora meminta maaf karena mengintervensi konferensi pers Wakil Ketua Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) Mu Sochua yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jakarta, pada Rabu (6/11).

"Saya sangat menyesal atas intervensi saya kemarin. Tapi setiap duta besar dari negara mana pun akan bertindak sama seperti saya dalam hal ini," tutur Dubes Hor Nam Bora usai bertemu pejabat Kementerian Luar Negeri RI di Pejambon, Jumat (8/11).

Konferesi pers yang diselenggarakan Mu Sochua terganggu karena Dubes Hor Nam Bora menginterupsi dan bersikeras bahwa acara itu ilegal. Di hadapan awak media, dia menegaskan bahwa Mu adalah buron pemerintah Kamboja.

Setelah kejadian itu, Kedutaan Besar Kamboja di Jakarta merilis pernyataan yang isinya meminta pihak berwenang Indonesia menangkap Mu Sochua dan mendeportasinya ke Kamboja.

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa Kedubes Kamboja sangat menyayangkan bahwa Indonesia, sesama negara ASEAN, mengizinkan Mu Sochua untuk masuk ke Jakarta dan melakukan apa yang mereka sebut sebagai kegiatan-kegiatan antipemerintah.

Hor Nam Bora menyatakan dirinya tidak mengajukan protes kepada Kemlu RI terkait keberadaan Mu Sochua di Jakarta.

"Saya ke sini untuk berterima kasih kepada pemerintah Indonesia karena sangat kooperatif dalam menangani persoalan tersebut," jelas diplomat Kamboja itu.

Ketika ditanya soal kabar yang menyatakan bahwa salah satu pendiri CNRP, Sam Rainsy, yang juga buron, berencana untuk berkunjung ke Jakarta karena ditolak mendarat di Thailand, Dubes Hor Nam Bora menjawab, "Saya sama sekali tidak mengetahui rumor itu."

Rainsy yang mengasingkan diri di Paris pada Kamis (7/11) bermaksud untuk terbang ke Bangkok dan kemudian menyeberang ke Kamboja. Tetapi ketika berada di meja check-in Thai Airways, dia diinformasikan bahwa pihak maskapai telah menerima instruksi dari level yang sangat tinggi agar tidak mengizinkannya naik pesawat.

Pria usia 70 tahun itu pun kemudian berjanji untuk mendapatkan penerbangan lain dan menyatakan tetap pada rencananya untuk tiba di Kamboja pada Sabtu (9/11), bertepatan dengan hari kemerdekaan negaranya.

Dubes Hor Nam Bora mengecam oposisi yang menurutnya tidak bermain sesuai aturan hukum Kamboja. CNRP sendiri, jelas dia, merupakan partai ilegal karena sudah dibubarkan oleh Mahkamah Agung Kamboja pada 2017.

"Ketika oposisi ingin menggulingkan pemerintah dan menjerumuskan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen ke penjara, itu adalah kudeta," kata Dubes Hor Nam Bora. "Mereka ingin melakukan revolusi dan membentuk masa depan tertentu bagi Kamboja."

Hun Sen menegaskan bahwa Rainsy akan ditangkap jika dia mencoba memasuki Kamboja. Sang PM juga telah meminta negara-negara tetangga untuk melarangnya transit, dan menyarankan maskapai mana pun untuk tidak menerimanya.

Pada Kamis (7/11), Malaysia dilaporkan menahan Mu Sochua yang juga berharap dapat menginjakkan kaki kembali di negaranya.

Mu Sochua menyatakan, para pemimpin CNRP telah memilih untuk pulang ke Kamboja melalui Bangkok dengan harapan bahwa Thailand sebagai Ketua ASEAN akan mendukung perjuangan demokrasi di Kamboja.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan