close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anne Frank. Foto Guardian
icon caption
Anne Frank. Foto Guardian
Dunia
Rabu, 19 Januari 2022 12:39

Investigasi pengkhianat keluarga Anne Frank berlanjut setelah 77 tahun kematiannya

Anne Frank, anak Yahudi yang menulis The Diary of Anne Frank, meninggal di sebuah kamp konsentrasi Nazi pada 1945.
swipe

Penyelidikan mengenai keluarga Anne Frank, Yahudi yang mati di tangan Nazi 77 tahun lalu terus berlanjut. Kesimpulan terbaru menduga keluarga itu ditangkap karena seorang tokoh notaris Yahudi di Amsterdam, Arnold van den Bergh menyerahkan keluarga Frank untuk menyelamatkan keluarganya sendiri dari pembantaian Nazi terhadap kaum Yahudi saat itu.

Tim penyelidikan terdiri dari mantan agen FBI, sejarawan, dan para ahli lain yang menghabiskan enam tahun investigasi termasuk menggunakan algoritma komputer untuk mencari koneksi antara banyak orang yang berbeda namun diduga terlibat.

Anne Frank, anak Yahudi yang menulis The Diary of Anne Frank sebuah karya klasik dunia, meninggal di sebuah kamp konsentrasi Nazi pada 1945 saat berusia 15 tahun, setelah dua tahun bersembunyi di sebuah loteng di Amsterdam. Buku harian yang diterbitkan setelah kematiannya adalah catatan tangan pertama yang paling terkenal tentang kehidupan Yahudi selama perang.

Van den Bergh telah menjadi anggota Dewan Yahudi Amsterdam, sebuah badan yang dipaksa untuk menerapkan kebijakan Nazi di daerah-daerah Yahudi. Lembaga itu dibubarkan pada 1943, dan anggotanya dikirim ke kamp konsentrasi. Namun, tim investigasi menemukan bahwa van den Bergh tidak dikirim ke kamp, dan malah tinggal di Amsterdam seperti biasa pada saat itu. Ada juga dugaan bahwa seorang anggota Dewan Yahudi telah memberi informasi tentang keberadaan orang-orang Yahudi lain kepada Nazi.

"Ketika van den Bergh dibebaskan dari kamp, dia harus memberikan sesuatu yang berharga kepada Nazi agar dia dan istrinya tetap dalam keadaan aman," kata mantan agen FBI Vince Pankoke seperti dilansir BBC, Rabu (19/1). Tim mengatakan ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa sebagian orang Yahudi ternyata adalah pengkhianat. Otto Frank, ayah Anne diduga telah mengetahui hal ini namun tetap merahasiakannya.

Dalam file penyelidik sebelumnya, mereka menemukan salinan catatan anonim yang dikirim ke Otto Frank dan mengidentifikasi Arnold van den Bergh sebagai pengkhianatnya. Pankoke mengatakan bahwa antisemitisme mungkin menjadi alasan mengapa bukti itu tidak pernah dipublikasikan. "Mungkin dia (Otto Frank) hanya merasa bahwa jika saya mengemukakan ini lagi akan memicu api lebih lanjut," katanya. Surat kabar Belanda de Volkskrant melaporkan bahwa van den Bergh meninggal pada 1950.

Dalam sebuah pernyataan, museum Anne Frank House mengatakan sangat terkesan dengan pekerjaan tim investigasi. Direktur Eksekutif Anne Frank House, Ronald Leopold, menambahkan penelitian baru telah menghasilkan informasi baru yang penting dan hipotesis menarik yang layak untuk penelitian lebih lanjut. Museum mengatakan tidak terlibat langsung dalam penyelidikan tetapi telah berbagi arsip yang dimilikinya dengan tim penyelidik.

Profesor Emeritus studi Holocaust dan Genosida di Universitas Amsterdam Johannes Houwink ten Cate mengatakan jika ada daftar orang Yahudi yang bersembunyi, mereka akan muncul sebelum hari ini. Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa tuduhan besar juga membutuhkan bukti yang besar.

Meskipun masih ada tingkat skeptisisme, dan pengakuan bahwa kita mungkin tidak pernah tahu identitas sebenarnya dari pengkhianat, kisah ini berfungsi sebagai peringatan, pelajaran tentang apa yang mungkin mampu dilakukan umat manusia di saat tergelapnya. Warisan Anne Frank terus berlanjut.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan