Hari Internasional Al-Quds jatuh pada Jumat terakhir bulan Ramadan. Ini adalah hari yang dicanangkan oleh Pendiri Republik Islam Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini untuk mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.
Menyambut Hari Internasional Al-Quds, yang di bulan Ramadan 2023 atau 1444 H ini jatuh pada 14 April besok, Republik Islam Iran menyerukan pada umat Islam dan pendukung kemanusiaan di dunia untuk menunjukkan solidaritas secara masif kepada Palestina dan menentang pendudukan Israel.
“Pada saat berbagai perkembangan di dunia antara lain isu terorisme, krisis ekonomi, dll, telah mengalihkan perhatian komunitas internasional dari isu Palestina dan menguntungkan Zionisme global dan Israel; Perayaan Hari Internasional Al-Quds secara masif sangatlah bermakna bagi masyarakat Palestina yang tertindas karena “Hari Internasional Al-Quds” adalah refleksi dan peran dunia Islam dalam upaya pembebasan Palestina secara nyata,” tulis Kedutaan Besar Iran Jakarta dalam keterangan persnya, Kamis (13/4).
Kedubes Iran menyatakan bahwa Hari Internasional Al-Quds diperingati oleh berbagai komunitas di hampir 80 negara, bahkan di negara-negara dengan minoritas penduduk Muslim karena mendukung dan membela Al-Quds AL-Sharif tidak terbatas bagi Muslim dan negara-negara Islam. Membela Baitul Maqdis sama seperti membela rumah dan memuliakan kebebasan.
“Pentingnya Hari Internasional Al-Quds dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu untuk menghidupkan isu Palestina, mendukung bangsa tertindas Palestina dan resistensi mereka melawan kezaliman, melawan terorsime dalam bentuk penjajahan serta mengutuk intervensi kekuatan besar di kawasan.”
“Serangan brutal rezim Zionis Israel terhadap masyarakat dan jemaah Palestina di Masjid Al-Aqsa dalam beberapa hari terakhir ini sekali lagi menggambarkan sifat brutal kejahatan rezim ini terhadap hak asasi manusia di depan mata dunia. Penodaan dan serangan ini menciptakan momen yang sangat menyakitkan dimana hal ini merupakan hasil dari perilaku para penuntut hak asasi manusia yang menutup mata terhadap kejahatan teroris Zionis,” imbuhnya.
Kedubes Iran juga menyoroti serangan rezim agresor Zionis terhadap wilayah sipil di Lebanon selatan dan Jalur Gaza belakangan ini, yang dilakukan sebagai kelanjutan dari langkah penodaan Masjid Al-Aqsa. Aksi itu disebut sebagai tindakan yang ilegal dan melanggar kedaulatan serta keutuhan wilayah Lebanon dan juga sangat melanggar prinsip-prinsip hukum internasional dan HAM.
“Pelanggaran-pelanggaran ini membutuhkan tanggapan yang efektif dari masyarakat dunia dan badan-badan internasional untuk mempertanggung jawabkan rezim Zionis terhadap tindakan agresifnya,” sambung pernyataan itu.
Bagi Iran, Hari Internasional Al-Quds adalah momentum komunitas dunia untuk menuntut pembebasan Al-Quds dan mendukung rakyat tertindas Palestina tetap menjadi prioritas pertama dunia Islam serta mengecam setiap aksi yang ingin mengesampingkan prioritas ini dan upaya mengalihkan pikiran umat Islam.
Republik Islam Iran juga menilai normalisasi hubungan antara beberapa negara dengan rezim apartheid Israel adalah hasil dari perhitungan dan penyusunan strategi yang salah oleh mereka. Pendekatan keliru ini membuat mereka mengabaikan pihak-pihak pembela hak bangsa Palestina dan jatuh ke dalam perangkap yang disiapkan oleh AS dan rezim Zionis yang tujuan utamanya hanya memecah belah bangsa Islam dan melanjutkan hegemoninya.
“Republik Islam Iran menganggap solusi demokratis dan politik untuk isu Palestina adalah memberikan hak menentukan nasib sendiri kepada rakyat Palestina yaitu dengan kembalinya seluruh pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan penyelenggaraan referendum komprehensif dan bebas di seluruh wilayah Palestina yang diikuti oleh semua penduduk asli Palestina di hadapan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Ini merupakan solusi dan penyelesaian secara adil atas hak rakyat tertindas Palestina.”
Iran mengingatkan komunitas Internasional agar tidak melupakan esensi kehadiran Israel di Palestina sebagai pendudukan dan merupakan langkah ilegal yang bertentangan dengan peraturan internasional. Sebab itu langkah normalisasi hubungan menjadi bentuk penerimaan pendudukan yang tidak hanya melanggar peraturan internasional tapi juga berlawanan dengan undang-undang berbagai negara.
“Maka itu Republik Islam Iran mengajak seluruh negara dunia khususnya negara-negara Muslim untuk melakukan upaya yang diperlukan guna mendukung penuh resistensi dan perjuangan rakyat Palestina serta menolak berbagai prarkarsa palsu antara lain Kesepakatan Abad maupun normalisasi hubungan dengan rezim Zionis serta membantu proses penyelesaian masalah Palestina secara adil dan demokratis,” tulis pernyataan Kedubes Iran.