Iran pada Selasa (14/1) mengatakan telah menangkap sejumlah orang yang diduga berperan dalam penembakan rudal yang memicu jatuhnya pesawat milik Ukraine International Airlines pada Rabu (8/1). Insiden tersebut menewaskan 176 penumpang dan kru pesawat.
Kabar penangkapan mereka yang dituduh berperan dalam penembakan pesawat dengan nomor penerbangan PS752 itu disampaikan oleh juru bicara otoritas kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili. Namun, dia tidak mengidentifikasi atau merinci jumlahnya.
Selain itu, Teheran juga mengatakan telah menahan 30 orang yang terlibat dalam protes jatuhnya Ukraine International Airlines.
Tragedi jatuhnya Ukraine International Airlines oleh rudal Iran telah menciptakan krisis baru di negara itu, memicu kemarahan publik.
Dalam pidatonya pada Selasa, Presiden Hassan Rouhani menjanjikan penyelidikan menyeluruh atas insiden jatuhnya pesawat yang disebutnya sebagai kesalahan tidak termaafkan.
Inggris, Prancis, dan Jerman meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Iran. Mereka mendesak Teheran kembali mematuhi kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) yang ditinggalkan Amerika Serikat pada 2018.
Titik didih baru muncul di Timur Tengah setelah AS membunuh jenderal top Iran Qasem Soleimani lewat serangan pesawat tanpa awak pada Jumat (3/1).
Iran secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines ketika militernya tengah dalam siaga tinggi, beberapa jam setelah mereka meluncurkan rudal ke dua pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan AS sebagai balasan atas kematian Soleimani. Teheran mengakui kesalahan tersebut pada Sabtu (11/1), setelah sempat menyangkal melakukannya.
The New York Times melaporkan pada Selasa, rekaman baru menunjukkan bahwa dua rudal, yang ditembak selang 30 detik, mengenai pesawat nahas tersebut sesaat setelah lepas landas.
Sejak Iran membuat pengakuan atas penembakan Ukraine International Airlines, kemarahan publik tidak terbendung. Para pengunjuk rasa, yang kebanyakan adalah mahasiswa, bahkan menyerukan pelengseran Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, yang telah berkuasa selama lebih dari 30 tahun.
Polisi dilaporkan merespons sejumlah protes dengan tindakan keras. Sebuah video yang muncul pada Selasa menunjukkan seorang petuhas menggunakan tongkat listrik untuk menyetrum seorang pria.
Namun, polisi Iran membantah telah menembaki para demonstran dan mengatakan bahwa petugas diperintahkan untuk menahan diri.
Pada Kamis (16/1), perwakilan Kanada, Ukraina dan negara lain yang warganya turut menjadi korban tewas dalam tragedi jatuhnya Ukraine International Airlines akan berkumpul di London, Inggris. Ukraina menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan tindakan hukum terhadap Iran.
Presiden Rouhani sendiri telah mengatakan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab kepada rakyat Iran dan negara-negara yang kehilangan warganya. Mayoritas penumpang pesawat yang jatuh adalah warga Iran dan Kanada.
Kantor berita Iran melaporkan bahwa tim ahli Kanada yang bergabung dalam penyelidikan jatuhnya pesawat telah mengunjungi lokasi kejadian pada Selasa. Mereka juga menggelar pertemuan dengan tim dari Iran dan Ukraina di Teheran.
Kanada kehilangan 57 warganya dalam kecelakaan tersebut.
Kantor Kepresidenan Ukraina menyatakan bahwa PM Kanada Justin Trudeau telah meminta bantuan Kiev untuk berbicara dengan Iran terkait proses identifikasi warganya.