Indikasi yang berkembang menyebutkan bahwa ISIS tengah berusaha membangun kembali pijakannya di Irak, dua tahun setelah mereka kehilangan wilayah terakhirnya di negara itu.
Seorang pejabat tinggi kontraterorisme Kurdi menuturkan kepada BBC bahwa militan ISIS kini lebih terampil dan lebih berbahaya dibanding Al Qaeda.
"Mereka memiliki teknik yang lebih baik, taktik yang lebih baik, dan lebih banyak uang," kata Direktur Zanyari Agency Lahur Talabany. "Mereka mampu membeli kendaraan, senjata, persediaan makanan, dan berbagai perlengkapan. Secara teknologi mereka lebih cerdas. Akan lebih sulit untuk menyingkirkan mereka."
Zanyari Agency adalah satu dari dua badan intelijen di wilayah Kurdistan.
"Kami melihat kegiatan (mereka) meningkat sekarang, dan kami rasa fase pembangunan kembali sudah berakhir," tutur Talabany yang menyebut kelompok itu menghabiskan 12 bulan terakhir untuk bangkit dari keruntuhannya.
Menurut Talabany, kelompok ISIS tidak lagi ingin mengendalikan wilayah mana pun untuk menghindari menjadi target. Kelompok ekstremis itu kini bersembunyi di Pegunungan Hamrin.
"Itu adalah pusat ISIS sekarang," ujar Talabany. "Itu merupakan pegunungan yang panjang dan sangat sulit untuk dikendalikan oleh tentara Irak. Ada begitu banyak tempat persembunyian dan gua."
Talabany memperingatkan bahwa kerusuhan saat ini di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan keterasingan kelompok suni akan menjadi keuntungan bagi ISIS.
"Jika terjadi gangguan politik, itu merupakan surga atau Natal yang datang lebih awal bagi ISIS," ungkap Talabany.
Demonstrasi antipemerintah telah mengguncang Baghdad dan wilayah selatan Irak yang mayoritas Syiah sejak 1 Oktober. Pengunjuk rasa menyerukan perombakan total rezim yang mereka anggap korup dan tidak efisien.
ISIS, disebut Talabany, juga mendapat manfaat dari relasi yang tegang antara Baghdad dan pemerintah regional Kurdistan menyusul referendum kemerdekaan Kurdi pada 2017.
Ada wilayah luas tidak bertuan di Irak utara, yang terletak di antara wilayah yang diawasi oleh pasukan keamanan Kurdi Peshmerga dan pasukan Irak. Talabany mengatakan bahwa satu-satunya yang berpatroli di wilayah itu adalah ISIS.
Di posnya yang berada di puncak bukit yang menghadap ke Kota Gwer, Mayor Jenderal Sirwan Barzani, mengungkap pandangan serupa dengan Talabany.
"Di delta antara Great Zab dan Sungai Tigris kita dapat mengatakan keberadaan mereka permanen di sana. ISIS melakukan banyak aktivitas di area yang dekat dengan Tigris. Dari hari ke hari kami dapat melihat pergerakan dan aktivitas mereka," kata Barzani.
Menurut laporan intelijen Peshmerga, kelompok ISIS di kawasan itu belum lama ini diperkuat oleh sekitar 100 orang yang melintasi perbatasan dari Suriah, termasuk beberapa orang asing dengan sabuk bunuh diri.
Dari puncak bukit di Gwer itulah Peshmerga melancarkan perang pertama melawan ISIS pada Agustus 2014. Dan kini mereka mengatakan, sejarah terulang kembali.
"Saya bisa membandingkan antara 2019 dan 2012," tutur Barzani. "Ketika mereka memulai, mengorganisasi diri mereka, dan memungut pajak dari rakyat. Jika situasinya terus berlanjut, pada 2020 mereka akan menemukan pijakan kembali, lebih kuat dan melancarkan lebih banyak serangan."
Pejabat intelijen Kurdi memperkirakan bahwa ISIS memiliki kekuatan 10.000 orang di Irak, dengan 4.000 hingga 5.000 adalah petempur, dan jumlah yang kurang lebih sama adalah sel tidur serta simpatisan.
Talabany menekankan bahwa komunitas internasional seharusnya khawatir. "Semakin nyaman mereka di sini, semakin mereka akan memikirkan operasi di luar Irak dan Suriah."
Mempertahankan tekanan
Komandan militer Amerika Serikat di Irak menuturkan, sekali pun ISIS berusaha bangkit, namun kali ini mereka akan menghadapi respons yang berbeda dari pasukan keamanan Irak dan Kurdi.
Brigadir Jenderal William Seely, Komandan Gugus Tugas-Irak, mengklaim bahwa pasukan keamanan Irak dan Kurdi jauh lebih siap dibanding 2014, ketika ISIS menguasai sepertiga Irak dan merebut Mosul, kota terbesar kedua di Irak, nyaris tanpa perlawanan.
"ISF (pasukan keamanan Irak) dan Peshmerga yang sekarang bukan pasukan yang sama saat Mosul jatuh," kata Brigjen Seely. "Kami telah meningkatkan kapabilitas mereka. ISF menyiagakan kaki mereka di pedal demi memastikan momentum melawan ISIS tetap stabil."
Seely menyatakan bahwa dari pertengahan Oktober hingga pertengahan November, ISF melakukan 170 operasi pembersihan dan menghancurkan hampir 1.700 komponen bagi alat peledak improvisasi (IED).
Dia menambahkan, para petempur ISIS sekarang bersembunyi di gua dan padang pasir dengan kondisi yang tidak akan mampu bertahan terlalu lama. "Mereka tidak bisa bergerak dalam formasi besar."
"Yang terbesar yang saya lihat dalam enam bulan saya di sini adalah 15 orang," ujar Seely.