close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi jabat tangan / Pixabay
icon caption
Ilustrasi jabat tangan / Pixabay
Dunia
Jumat, 21 Februari 2020 08:02

Israel-Palestina sepakat akhiri sengketa dagang

Sengketa dagang dimulai pada September 2019 ketika Otoritas Palestina mengumumkan akan menghentikan impor anak sapi dari Israel.
swipe

Sebuah sumber pada Kamis (20/2) mengatakan bahwa Israel dan Otoritas Palestina (PA) berhasil mencapai kesepakatan untuk mengakhiri sengketa dagang yang telah berlangsung selama lima bulan.

Sengketa dimulai pada September 2019 ketika PA mengumumkan akan menghentikan impor anak sapi dari Israel. PA mengelola sebagian dari Tepi Barat yang diduduki.

Kementerian Pertanian Israel menyatakan bahwa boikot impor anak sapi tersebut berdampak pada sekitar 400 peternak sapi Israel dan menimbulkan kerugian sebesar US$70 juta sejak Oktober 2019.

Menanggapi boikot Palestina, Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett pada Januari mengumumkan penghentian impor seluruh produk pertanian dari PA. Langkah itu kemudian dibalas oleh PA dengan menghentikan impor produk pertanian Israel. Warga Palestina yang berada di Tepi Barat mengekspor lebih dari dua pertiga produk pertanian mereka ke Israel. 

Langkah saling serang terbaru dalam sengketa dagang terjadi pada 8 Februari ketika Kemenhan Israel melarang semua ekspor pertanian Palestina melalui jalur Yordania. Tindakan tersebut dinilai sebagai desakan Israel agar Palestina mencabut boikot impor anak sapi.

Dalam pernyataannya, Kemenhan Israel mengumumkan bahwa boikot terhadap impor anak sapi telah dicabut dan aktivitas perdagangan dengan PA akan berjalan seperti biasa. Secara terpisah, pernyataan PA menyebutkan bahwa dengan pengaturan baru, Israel akan mengizinkan PA mengimpor ternak, termasuk anak sapi, dari semua negara tanpa ada hambatan.

Tindakan PA yang menghentikan impor anak sapi dinilai mencerminkan upaya yang lebih besar atas apa yangmereka lihat sebagai ketergantungan berlebihan pada pasar Israel.

Sengketa dagang telah mengancam hubungan dagang kedua pihak yang telah berjalan dengan baik setelah mereka menandatangani perjanjian perdamaian sementara pada 1990-an.

Ketegangan bilateral semakin dipicu oleh pengumuman proposal perdamaian Timur Tengah milik Presiden Donald Trump dan serangkaian insiden kekerasan di Yerusalem, Tepi Barat, dan Gaza. Palestina telah menolak proposal milik Trump, menyebutnya sebagai rancangan yang pro-Israel.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan