Pemerintah Palestina mendeklarasikan pada Sabtu (31/3) sebagai hari berkabung nasional setelah 15 warga Palestina ditembak mati tentara Israel. Padahal, mereka sedang melakukan demonstrasi damai di perbatasan Gaza dengan Israel untuk menandai peringatan Hari Penjajahan ke-42.
“Sekolah, universitas, dan instituasi pemerintah akan diliburkan pada Sabtu ini. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendeklarasikan hari berkabung nasional untuk para korban tewas,” demikian keterangan Pemerintah Palestina dilansir Al Jazeera.
Lebih dari 1.400 orang terluka ketika tentara Israel menembaki para demonstran dengan peluru tajam dan gas air mata agar mereka mundur dari pagar perbatasan. Aksi demonstrasi itu digelar pada Jumat (30/3).
Pengorganisir demonstrasi, Great Return March, mengungkapkan pesan utama demonstrasi adalah menyerukan agar pengungsi Palestina kembali ke tanah kelahiran mereka yakni wilayah yang diduduki Israel. 70% penduduk dari dua juta penduduk Gaza adalah keturunan warga Palestina yang terusir dari tanah mereka karena perang Israel pada 1948 atau dikenal dengan Nakba.
Demonstrasi damai itu digelar di lima titik di sepanjang perbatasan Gaza-Israel. Awalnya, demonstran membangun tenda yang berjarak 700 meter dari pagar perbatasan. “Sebagian besar korban luka akibat tembakan peluru tajam dan peluru karet,” unkap Kementerian Kesehatan Gaza.
Adalah, pusat bantuan hukum bagi warga Palestina di Israel, mengutuk kekejaman tentara Israel yang menggunakan kekerasan bersenjata. Mereka menyebut Israel telah melanggar hukum internasional.
“Penggunaan senjata api terhadap warga sipil tak bersenjata merupakan tindakan brutal yang melanggar kewajiban hukum untuk membedakan warga sipil dan milisi,” demikian keterangan Adalah. Mereka juga akan melaksanakan penyidikan untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan perang itu dan dibawa ke proses hukum.
Israel memang menyiapkan perang saat rakyat Palestina akan menggelar aksi diperbatasan. Mereka menempatkan lebih dari 100 penembak jitu yang diizinkan untuk menembak.
Pemimpin Hamas Ismail Haniya memuji insiatif demonstrasi yang dilakukan rakyat Palestina. “Demonstrasi itu menjadi awal kembalinya rakyat Palestina,” terangnya.
Dunia Arab marah terhadap Israel. Kuwait menyerukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas perkembangan di wilayah Palestina. Hal senada diungkapkan Pemerintah Yordania yang mengutuk Israel karena membunuh demonstran Palestina. “Sebagai kekuatan penjajah, Israel bertanggungjawab tentang apa yang terjadi di Gaza,” ujar juru bicara Pemerintah Yordania Mohammad al-Momani.