close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anggota paramiliter menggunakan masker saat berjaga di Gerbang Tiananmen di Beijing, China, pada Senin (27/1), di tengah wabah coronavirus tipe baru. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
icon caption
Anggota paramiliter menggunakan masker saat berjaga di Gerbang Tiananmen di Beijing, China, pada Senin (27/1), di tengah wabah coronavirus tipe baru. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Dunia
Kamis, 30 Januari 2020 17:46

Jack Ma beri Rp79 miliar untuk penemuan vaksin coronavirus

Total sumbangan Jack Ma bernilai US$14,4 juta, dan US$5,8 juta di antaranya diberikan untuk membantu penemuan vaksin coronavirus tipe baru.
swipe

Jack Ma, pendiri Alibaba sekaligus orang terkaya di China, menyumbangkan US$14,4 juta atau sekitar Rp196,7 miliar untuk membantu penemuan vaksin bagi coronavirus tipe baru dan upaya pencegahan serta perawatan. 

Hal tersebut terungkap lewat unggahan Jack Ma Foundation di media sosial. Dari dana tersebut, US$5,8 juta atau sekitar Rp79 miliar dialokasikan bagi dua organisasi penelitian pemerintah China.

"Sisanya akan digunakan untuk mendukung langkah-langkah pencegahan dan perawatan," ungkap Jack Ma Foundation.

Donasi tersebut menyusul pengumuman pada Sabtu (25/1) oleh Alibaba bahwa mereka tengah menyiapkan dana US$144 juta untuk membeli pasokan medis bagi Wuhan dan Provinsi Hubei.

Alibaba juga menawarkan daya komputasi kecerdasan buatan (AI) bagi organisasi penelitian ilmiah demi mendukung penemuan vaksin atau perawatan.

Menurut surat kabar China Daily, Alibaba yang didirikan Jack Ma pada 1999, merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan teknologi China yang menyumbang dana bagi upaya pengobatan coronavirus. Lainnya termasuk raksasa telekomunikasi Huawei, Tencent, Baidu, dan ByteDance.

Direktur US National Institutes of Allergy and Infectious Diseases Anthony Fauci mengatakan, mungkin butuh waktu lebih dari satu tahun sampai vaksin tersedia.

Coronavirus yang pertama kali menyebar di Wuhan, telah menewaskan 170 orang hingga Kamis (30/1), naik dari 132 dari hari sebelumnya. Sementara itu, jumlah kasus yang dikonfirmasi di China mencapai 7.711, naik dari 5.974 pada hari sebelumnya.

Mayoritas kematian atau 162 kasus berada di Provinsi Hubei, sisanya menyebar di wilayah lain di China.

Secara global, coronavirus telah menyebar ke Amerika Serikat, Australia, Finlandia, Filipina, India, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Kamboja, Kanada, Malaysia, Nepal, Prancis, Sri Lanka, Singapura, Taiwan, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.

Komisi Kesehatan Nasional China mengonfirmasi bahwa coronavirus tipe baru dapat ditularkan dari orang ke orang melalui transmisi droplet, yaitu virus ditularkan lewat orang yang terinfeksi bersin atau batuk, serta melalui kontak langsung.

Sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Jepang, telah mengevakuasi warganya dari Wuhan. Sementara, beberapa lainnya tengah berupaya melakukan hal serupa, termasuk Indonesia, Inggris, dan Korea Selatan.

Proses evakuasi dilaporkan lamban menyusul panjangnya penantian keluarnya izin dari pemerintah China.

Ada pun Hong Kong dan Rusia telah menutup perbatasan dengan China untuk mencegah penyebaran coronavirus jenis baru lebih lanjut. Rusia, khususnya, akan menangguhkan visa elektronik bagi warga China.

"Kita harus melakukan segalanya untuk melindungi rakyat," kata PM Mikhail Mishustin.

Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengimbau warga Rusia untuk menahan diri dari bepergian ke China dan bagi mereka yang berada di Tiongkok untuk menginformasikan keberadaannya. (CNN dan The Guardian)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan