close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Jack Ma. REUTERS/Denis Balibouse
icon caption
Jack Ma. REUTERS/Denis Balibouse
Dunia
Rabu, 13 Oktober 2021 10:16

Jack Ma kembali mendatangi Hong Kong

Pendiri Alibaba itu sempat dilarang ke Hong Kong usai pidatonya di Shanghai mengkritik regulator keuangan China.
swipe

Pendiri Alibaba Group, Jack Ma, kembali ke Hong Kong setelah sempat dilarang berbisnis di "Mutiara dari Timur". Menurut dua sumber kepada Reuters, dia kembali ke Hong Kong untuk bertemu rekan bisnisnya dalam beberapa hari terakhir.

Jack Ma dilarang berbisnis di Hong Kong pasca-berpidato di Shanghai, China, pada Oktober 2020. Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengkritik regulator keuangan "Negeri Tirai Bambu" dan memicu serangkaian peristiwa yang mengakibatkan Ant Group, perusahaannya, gagal menjual saham perdana kepada publik (intial public offering/IPO).

Kemunculannya di Hong Kong itu membuat banyak spekulasi tentang keberadaan dirinya. Seorang sumber mengatakan, kunjungan Jack Ma tersebut menandai perjalanan pertamanya ke pusat keuangan Asia sejak Oktober 2020.

Alibaba Group tidak segera menanggapi spekulasi-spekulasi yang marak diseluruh pemberitaan di dunia. Pun menolak untuk berkomentar dengan dalih kerahasiaan.

Jack Ma sempat menghilang dari pemberitaan publik selama tiga bulan sebelum muncul kembali pada Januari 2021, saat berbicara kepada sekelompok guru melalui telekonferensi. Kemunculan tersebut meredakan kekhawatiran tentang ketidakhadirannya yang tidak biasa dari pusat perhatian dan membuat saham Alibaba melonjak.

Pada Mei 2021, seorang sumber perusahaan, Jack Ma sempat mengunjungi Alibaba Campus di Hangzhou saat acara tahunan staf dan keluarga perusahaan .

Sementara itu, pada 1 September, foto-foto Ma mengunjungi beberapa rumah kaca pertanian di Zhejiang timur, rumah bagi Alibaba dan afiliasi Ant. Pun sempat viral di media sosial China.

Sehari berselang, Alibaba mengumumkan rencana berinvestasi sebesar ¥100 miliar atau setara Rp220,155 triliun pada 2025 untuk mendukung ekonomi China. Selain itu, menyampaikan, siap menjadi raksasa perusahaan terbaru yang mendukung program inisiatif pembagian kekayaan yang didorong Presiden China, Xi Jinping.

Alibaba dan saingan teknologinya telah menjadi target regulasi pemerintah China, terutama tentang perilaku monopolistik hingga hak-hak konsumen. Raksasa e-commerce didenda rekor US$2,75 miliar pada bulan April karena pelanggaran monopoli.

Pada Awal 2021, regulator juga merestrukturisasi menyeluruh pada Ant, lantaran gagal IPO senilai US$37 miliar di Hong Kong dan di Pasar STAR bergaya Nasdaq Shanghai akan menjadi yang terbesar di dunia. (Reuters)

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan