Surat kabar Korea Selatan, JoongAng, pada Jumat (2/7) melaporkan bahwa menjelang KTT dengan Amerika Serikat pada Mei, Presiden Moon Jae-in sempat bertukar surat dengan Korea Utara.
Dalam surat-suratnya, Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menjajaki prospek kembali diadakannya pertemuan puncak antara kedua pemimpin.
Presiden Moon Jae-in menggunakan pertemuan dengan Joe Biden sebagai kesempatan untuk menghidupkan kembali pembicaraan yang terhenti dengan Kim Jong-un dan mendesak Washington untuk menangani masalah ini dengan lebih mendesak.
Dia mengirim surat kepada Kim Jong-un untuk mencari cara untuk mengadakan pertemuan puncak, termasuk secara virtual jika memungkinan.
Gagasan terkait KTT virtual telah disampaikan oleh Moon Jae-in sejak Januari, mengingat situasi pandemik Covid-19 yang menyulitkan pertemuan secara tatap muka.
Namun, tidak disebutkan bagaimana tanggapan Kim Jong-un terhadap usulan Moon Jae-in.
"Pemahaman saya adalah bahwa kedua pemimpin bertukar surat pada saat menjelang KTT Korea Selatan-AS," kata seorang sumber diplomatik. "Saya telah mendengar bahwa melalui surat-surat kedua pemimpin membahas bagaimana mengadakan KTT dengan format konferensi video."
Moon Jae-in dan Biden menyatakan kesediaan mereka untuk terlibat dengan Korea Utara setelah KTT pada Mei.
Namun, pada saat itu Biden menyatakan bahwa AS tidak berniat untuk melonggarkan sanksi ekonomi yang diterapkannya terhadap Pyongyang.
Pembicaraan denuklirisasi antara Korea Utara dan AS telah ditangguhkan sejak KTT kedua Kim Jong-un yang gagal mencapai kesepakatan pada 2019 dengan pendahulu Biden, Donald Trump. Hal itu menyebabkan memburuknya hubungan antar-Korea karena Moon Jae-in telah menawarkan untuk memainkan peran mediator.
Korea Utara secara konsisten mengkritik dan mengolok-olok Moon Jae-in dan pemerintahannya. Tahun lalu, Pyongyang bahkan meledakkan kantor penghubung lintas batas yang dibangun di wilayahnya.