Wilayah Seoul dan sekitarnya berubah menjadi sangat sepi sejak akhir pekan, ketika penduduk menyesuaikan diri dengan aturan social distancing terberat yang ada di sana sejak pandemi melanda Korea Selatan.
Mulai Minggu (30/8), Korsel mulai membatasi operasi restoran, toko roti, dan kedai kopi di Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi sambil mempertahankan persyaratan jarak sosial Level Dua dalam upaya terbaru untuk menekan virus corona.
Di bawah skema delapan hari, restoran dan toko roti dapat beroperasi hingga jam 9 malam, hanya takeaway, dan pengiriman yang diizinkan mulai jam 9 malam sampai jam 5 pagi.
Untuk kedai kopi, hanya takeout atau pengantaran yang diizinkan terlepas dari jam operasionalnya, karena banyaknya laporan kasus infeksi yang dilacak bersasal dari kedai kopi.
Saat pelanggan mengunjungi kedai kopi, mereka harus mengikuti langkah-langkah karantina, seperti mencatat kehadirannya, memakai masker, dan menjaga jarak yang aman.
Jalanan di lingkungan Seoul yang sibuk seperti Hongdae, Jongno dan Gangnam, yang biasanya ramai dengan keramaian akhir pekan dan larut malam, sebagian besar kosong saat aturan tersebut diberlakukan.
"Ini bahkan tidak setengah. Jumlah pelanggan (yang datang) sepersepuluh dari jumlah biasanya. Hanya empat kelompok yang dikunjungi saat makan siang. Ini adalah waktu terburuk yang pernah saya lihat dalam 13 tahun saya menjalankan restoran," kata seorang pria berusia 60 tahun, bermarga Kim, yang menjalankan sebuah restoran di Hongdae di Barat Seoul.
Keadaan tidak jauh berbeda di Gangnam, Selatan Kota Seoul. Meja di bar dan restoran lebih kosong dari biasanya, dan pelanggan bersiap-siap untuk pergi saat jam terus berdetak menuju jam 9 malam.
"Saya harus pulang lebih awal karena semua toko tutup pada jam 9 malam. Biasanya saya akan lanjut satu ronde lagi," kata seorang pekerja kantoran berusia 29 tahun, bermarga Yoon, yang sedang minum dengan dua temannya.
Pemilik restoran dan bar di Incheon Barat dari Seoul, dan Provinsi Gyeonggi juga menanggung beban tersebut.
"Saya tidak akan menerima pelanggan makan setelah jam 8 malam karena saya tidak ingin bertengkar dengan mereka (tentang waktu mereka harus pergi)," kata pemilik restoran seafood di Incheon. "Banyak orang yang menahan diri untuk keluar, jadi jumlah pelanggan kurang dari seperempat dari yang biasanya kami dapatkan," tambah dia.
Di sisi lain, pengiriman dan restoran yang mengantarkan lebih sibuk dari biasanya.
"Saya sekarang hanya menerima pesanan pengiriman dan tidak menerima pelanggan yang makan di tempat karena keadaan menjadi buruk akibat Covid-19," kata seorang pemilik restoran di Provinsi Gyeonggi.
Sumber: Yonhap News Agency