Malaysia akan menjauhi kepentingan dari konflik Timur Tengah. Itu dilakukan Menteri Pertahanan Malaysia Mohammed Sabu, dengan menarik pasukannya dari Arab Saudi.
Sabu menegaskan bahwa kehadiran militer Malaysia di Timur Tengah, memiliki risiko besar menyeret Negeri Jiran masuk dalam konflik regional. Dia juga menegaskan, pasukan Malaysia tidak ikut ambil bagian dalam operasi di Yaman.
“Malaysia selalu menjaga netralitas. Malaysia tidak pernah mendukung kebijakan luar negeri yang agresif,” kata Sabu dilansir Channel News Asia pada Jumat (29/6).
Keputusan itu dibuat pada pekan lalu. Sabu menambahkan, pihaknya masih berunding dengan kementerian luar negeri untuk menentukan kapan pasukan Malaysia bisa segera ditarik kembali.
Tidak jelas berapa banyak pasukan Malaysia yang berada di Saudi. Pada 2015, mantan Perdana Menteri Najib Razak mengirimkan pasukan ke Arab Saudi untuk mengevakuasi warga Malaysia di Yaman. Namun, pasukan itu tidak kunjung ditarik.
Arab Saudi bersama dengan koalisi negara Arab lainnya melancarkan serangan militer ke Yaman pada 2015. Langkah itu untuk mendukung pemerintahan yang didukung Saudi dan internasional. Saudi juga ingin menyerang pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran.