close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tingkat radiasi tinggi sebesar 1,7 mikrosievert per jam tercatat di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. /CMG
icon caption
Tingkat radiasi tinggi sebesar 1,7 mikrosievert per jam tercatat di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. /CMG
Dunia
Jumat, 25 Agustus 2023 16:56

Jepang buang air terkontaminasi nuklir, tingkat radiasi lingkungan meningkat

Tingkat radiasi sebesar 1,7 µSv/jam yang terdeteksi di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir berada di atas tingkat aman.
swipe

Jepang mulai melepaskan air yang terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh ke laut pada hari Kamis. Proses ini memicu ketakutan masyarakat terhadap radiasi.

Beberapa jam sebelum Jepang mulai membuang air yang terkontaminasi, tingkat radiasi lingkungan yang tinggi tercatat di dekat pabrik tersebut. Pada jarak 1,5 kilometer dari pembangkit listrik tenaga nuklir, reporter China Media Group (CMG) mencatat tingkat radiasi yang tinggi sebesar 1,7 mikrosievert per jam (µSv/h).

Rata-rata global radiasi yang ada di lingkungan alam berkisar antara 0,17 hingga 0,39 µSv/jam, menurut Asosiasi Nuklir Dunia. Selain itu, sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal Physics in Nuclear Medicine menyatakan bahwa bagi setiap anggota masyarakat, tingkat radiasi di area yang tidak dibatasi harus memberikan dosis radiasi kurang dari 0,5 µSv/jam, dengan asumsi pendudukan area tersebut terus menerus.

Tingkat radiasi sebesar 1,7 µSv/jam yang terdeteksi di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir tidak diragukan lagi berada di atas tingkat keselamatan.

“Pengukur bahaya radiasi terus berdering, menandakan bahwa kita berada di lingkungan yang tidak aman terhadap radiasi nuklir,” kata reporter tersebut.

Bencana Nuklir Fukushima 11 Maret 2011

Bencana Nuklir Fukushima Daiichi, terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima I di Fukushima, Jepang, yang dipicu oleh tsunami akibat gempa bumi di Tōhoku pada tanggal 11 Maret 2011. 

Setelah gempa, reaktor secara otomatis mematikan reaksi fisi yang berkelanjutan. Namun, tsunami menghancurkan generator darurat yang seharusnya menyediakan daya untuk mengoperasikan pompa yang diperlukan untuk mendinginkan reaktor. Akibatnya, terjadi kegagalan dalam pendinginan yang menyebabkan terjadinya tiga krisis nuklir, yaitu ledakan hidrogen-udara dan pelepasan bahan radioaktif di Unit 1, 2, dan 3 dari tanggal 12 Maret sampai 15 Maret. 

Selain itu, pendinginan yang tidak adekuat juga menyebabkan kolam penyimpanan bahan bakar dari Reaktor 4 menjadi terlalu panas akibat panas dari batang bahan bakar.(cgtn)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan