close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sebuah fasilitas produksi rudal Korea Utara di kota Hamhung terlihat dari foto satelit/Antara Foto/Planet Labs Inc/Handout via Reuters
icon caption
Sebuah fasilitas produksi rudal Korea Utara di kota Hamhung terlihat dari foto satelit/Antara Foto/Planet Labs Inc/Handout via Reuters
Dunia
Senin, 02 Juli 2018 15:09

Jepang turunkan level siaga hadapi ancaman rudal Korea Utara

Pasca pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un, situasi keamanan di Semenanjung Korea telah berubah secara dramatis.
swipe

Jepang menurunkan level siaga terkait peluncuran rudal balistik Korea Utara, ungkap sumber-sumber pemerintah. Kabar ini mencuat di tengah berkurangnya ketegangan di Semenanjung Korea, menyusul pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Kim Jong-un pada Juni lalu di Singapura. 

Akibatnya, kapal Aegis Angkatan Pertahanan Maritim yang dilengkapi dengan pencegat Standard Missile-3 tidak akan lagi berada di Laut Jepang seperti sebelumnya, menurut sumber yang sama. Namun kapal-kapal tersebut masih akan disiagakan untuk mencegat rudal dalam waktu sekitar 24 jam, jika tanda-tanda peluncuran rudal terdeteksi. Demikian seperti dilansir Kyodo News, Senin (2/7).

Pemerintah, sementara itu, akan tetap memberlakukan perintah bagi Pasukan Bela Diri (Self-Defense Forces atau SDF) untuk menembak jatuh setiap rudal yang mengarah ke wilayah Jepang. Perintah ini dikeluarkan pada tahun 2016.

Jepang sebelumnya telah mengeluarkan perintah intersepsi berdasarkan kasus per kasus ketika mendeteksi tanda-tanda persiapan peluncuran rudal. 

SDF juga akan terus menempatkan pencegat rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) di Jepang barat dan utara, tepatnya di sepanjang jalur yang akan ditempuh rudal balistik Korea Utara jika Pyongyang benar-benar mewujudkan ancaman di masa lalunya, yakni menyerang Guam.

Meski demikian, anggota unit SDF yang bertanggung jawab atas operasi PAC-3 tidak akan harus berada di pos mereka. Selain itu, mereka juga akan mendapat lebih banyak fleksibilitas dalam operasi ini, ungkap sumber tersebut.

Situasi keamanan di Semenanjung Korea telah berubah secara dramatis dibandingkan dengan tahun lalu, ketika Korea Utara menembakkan sekitar 20 rudal balistik, dua di antaranya terbang di atas wilayah Jepang, dan meledakkan senjata nuklirnya yang terkuat hingga saat ini.

"Kami tidak lagi dalam situasi keamanan yang sukar, di mana kami tidak tahu kapan rudal akan mengarah ke Jepang," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers 13 Juni lalu, sehari setelah Trump bertemu dengan Kim Jong-un.

Sebelumnya, pemerintah Jepang telah mengumumkan pembatalan latihan evakuasi untuk menghadapi ancaman rudal Korea Utara.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan