Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Raja Eswatini, Raja Mswati III, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/8). Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, kedua pemimpin dalam pertemuan tersebut membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara.
“Kunjungan ini sebenarnya gabungan antara kunjungan dalam rangka wisata, holiday, tetapi juga digunakan oleh Raja Eswatini untuk melakukan pertemuan dengan Bapak Presiden dan membahas upaya untuk meningkatkan kerja sama antara kedua negara, khususnya di bidang ekonomi,” kata Menlu Retno dalam keterangannya usai pertemuan, Rabu (24/8).
Pemimpin kedua negara tersebut diketahui terakhir kali bertemu pada 2019. Retno mengatakan, ada kemajuan yang tampak dari pertemuan terakhir tersebut, yakni sudah adanya perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang wellness spa di Eswatini.
Menurut Retno, hal tersebut menjadi langkah awal untuk membuka berbagai kerja sama lainnya di antara kedua negara.
“Di dalam pertemuan tadi Raja Eswatini mengatakan, dari perusahaan wellness yang berada di Eswatini ini, rencananya Eswatini akan mengimpor kosmetik-kosmetik produk Indonesia,” ujar Retno.
Selain itu, lanjut Retno, Jokowi juga berbicara soal upaya mendekatkan swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) kedua negara. Menurut rencana, Indonesia dan Eswatini akan menandatangani kerja sama penguatan hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi.
“Kami dua menteri luar negeri ditugaskan untuk mempersiapkan dokumen tersebut. Jadi, walaupun pembicaraannya singkat, namun pembicaraan fokus pada upaya untuk peningkatan kerja sama ekonomi, termasuk di dalam bidang infrastruktur, energi, pariwisata, dan juga dari aspek kesehatan,” ucap Retno.
Untuk diketahui, kunjungan Raja Mswati III ke Indonesia bukan kunjungan yang pertama kalinya. Sebelumnya, Raja Mswati III pernah mengunjungi Indonesia pada tahun 2002, 2003, 2007, 2008, 2015, dan 2019.
Pada pertemuan kali ini, turut hadir Sekretaris Kabinet Pramono Anung untuk mendampingi Presiden Jokowi. Sementara, Raja Mswati III didampingi oleh Menteri Luar Negeri Eswatini Thulisile Dladla.