close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
KBRI Khartoum, Sudan. Facebook/KBRI Khartoum Sudan
icon caption
KBRI Khartoum, Sudan. Facebook/KBRI Khartoum Sudan
Dunia
Jumat, 12 April 2019 15:51

KBRI Sudan pastikan penyelenggaraan pemilu sesuai jadwal

Menurut Dubes RI untuk Sudan Rossalis R. Adenan terdapat 1.500 WNI di negara itu.
swipe

Pasca-pengambilalihan kekuasaan dari Presiden Omar al-Bashir oleh militer Sudan, Duta Besar Indonesia untuk Sudan Rossalis R. Adenan menyatakan bahwa seluruh WNI di negara itu, khususnya di Khartoum, dalam keadaan aman. 

Dubes Rossalis mengungkapkan terdapat 1.500 WNI yang ada di Sudan.

"KBRI Khartoum terus memantau dan mengimbau seluruh WNI yang ada di Sudan untuk tetap tenang seraya meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi, serta menghindari kegiatan yang tidak perlu dan dapat membahayakan keselamatan," jelas Dubes Rossalis dalam pernyataan tertulis yang diterima Alinea.id pada Jumat (12/4).

Pada Kamis (11/4), International University of Africa, di mana terdapat sekitar 600 orang mahasiswa asal Indonesia, telah mengumumkan libur perkuliahan selama lima hari ke depan.

Sementara itu, penyelenggaraan pemungutan suara oleh PPLN Khartoum tetap berlangsung hari ini. Persiapan oleh PPLN dan KPPSLN Khartoum terus dilaksanakan sesuai dengan rencana yg telah ditetapkan sebelumnya. "Menurut pantauan kami, situasi keamanan kota Khartoum pada pagi ini cukup kondusif."

Sebagai bentuk antisipasi dan kesiapan serta upaya preventif terhadap perkembangan situasi keamanan di Sudan, khususnya Khartoum, KBRI telah mengambil sejumlah langkah termasuk menyampaikan perkembangan dan imbauan terkini kepada sejumlah grup WhatsApp WNI di Sudan serta menyusun SoP Pelayanan Terpadu Perlindungan WNI. 

Adapun Bandara Khartoum, mulai Kamis pagi kemarin tetap beroperasi. Namun pesawat hanya diperbolehkan mendarat dan tidak diizinkan lepas landas.

Sudan, diwarna unjuk rasa anti-pemerintah selama beberapa bulan terakhir. Aksi protes memuncak pada Sabtu (6/4) hingga Kamis di depan kantor Kementerian Pertahanan, menuntut pengunduran diri Presiden Bashir.

Pada Kamis, beredar kabar bahwa militer Sudan telah mengambilalih kekuasaan secara damai dari Presiden Bashir. Pasca-beredarnya kabar tersebut, sejak pagi masyarakat Kota Khartoum berbondong-bondong menuju ke kantor Kementerian Pertahanan Sudan dan merayakan kabar tersebut dengan mengibarkan bendera negara dan meneriakkan yel-yel perdamaian.

"Sejauh ini, aksi tersebut terpantau berlangsung secara damai. Sejak pagi hari kemarin sampai malam hari jalan di seluruh Khartoum, terutama jalan protokol terpantau ramai dan padat dengan kerumunan massa yang meluapkan kegembiraannya," kata Dubes Rossalis.

Berita mengenai proses pengambilalihan kekuasaan oleh militer Sudan dari Presiden Bashir diumumkan secara resmi melalui penyataan pers oleh militer Sudan yang disiarkan secara langsung melalui TV Sudan pada Kamis pukul 13.00 waktu Khartoum oleh Letjen Awadl bin Auf.

Auf merupakan Wakil Presiden I/Menhan. 

Salah satu isi pernyataan tersebut adalah bahwa Dewan Keamanan Tinggi yg kemudian menjadi Dewan Pemerintah Transisi Militer Sudan memberlakukan jam malam dari pukul 10:00 malam s/d 04:00 pagi. 

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan