Kebakaran di sebuah tambang emas kecil di Peru selatan telah menewaskan 27 orang, kata pihak berwenang pada Minggu (8/5). Kecelakaan itu dianggap insiden pertambangan paling mematikan di negara itu dalam lebih dari dua dekade.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah setempat mengatakan korsleting memicu kebakaran pada dini hari Sabtu di wilayah selatan Arequipa. Gambar di media lokal dan media sosial menunjukkan kepulan asap hitam keluar dari lokasi.
Tambang ini dioperasikan oleh Yanaquihua, sebuah perusahaan berskala kecil. Perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
"Sudah dikonfirmasi oleh kantor polisi Yanaquihua, ada 27 orang tewas," kata jaksa lokal Giovanni Matos kepada televisi lokal pada Minggu.
Peru adalah produsen emas terbesar di dunia dan produsen tembaga terbesar kedua. Menurut data Kementerian Energi dan Pertambangan Peru, insiden tersebut merupakan satu-satunya kecelakaan pertambangan paling mematikan sejak tahun 2000.
Pada tahun 2022, 38 orang tewas dalam kecelakaan pertambangan di seluruh negeri, menyoroti masalah keamanan di pertambangan Amerika Latin. Peru mengalami tahun paling mematikan pada tahun 2002 ketika 73 orang tewas dalam berbagai kecelakaan pertambangan.