Setidaknya 560 orang harus mencari pertolongan medis karena mengalami gejala keracunan makanan setelah membeli banh mi di sebuah restoran di selatan Provinsi Dong Nai.
Menurut pihak berwenang Kota Long Khanh, dari mereka yang mengasup banh mi di restoran Bang pada tanggal 30 April, sebanyak 560 orang telah dirawat di rumah sakit pada hari Senin (6/5). Sementara beberapa orang lainnya dengan gejala ringan telah dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan kembali ke rumah.
Di antara pasien yang dirawat, 12 orang masih dalam kondisi kritis dan lebih dari 200 orang telah dipulangkan.
Kasus terparah, dialami seorang anak laki-laki berusia enam tahun yang dirawat di Rumah Sakit Anak No.1 di Kota Ho Chi Minh yang berbatasan dengan Dong Nai.
Pada tanggal 2 Mei, dia muntah dan mengalami kejang, dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Long Khanh dalam keadaan koma, sianosis, dan serangan jantung.
Kasus terparah kedua, seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang dirawat di Rumah Sakit Anak Dong Nai, dan kesehatannya membaik. Pasien menunjukkan refleks batuk dan sesekali bisa membuka matanya. Kasus parah lainnya untuk sementara stabil.
Le Quang Trung, direktur Departemen Kesehatan Dong Nai, mengatakan pada hari Minggu (5/5) bahwa hasil tes darah dari tiga anak yang sakit kritis menunjukkan infeksi E. coli.
Bakteri ini sering muncul pada produk segar, daging sapi, susu segar, jus buah, keju, buah segar, dan sayuran mentah. Gejala infeksi E. coli biasanya berupa mual dan muntah, serta diare.
Dilansir VN Express, restoran Bang banh mi di Jalan Tran Quang Dieu di Long Khanh menjual 1.100 porsi banh mi pada tanggal 30 April.
Keesokan harinya, banyak pelanggannya mengalami gejala keracunan makanan berupa muntah, diare, demam, dan sakit perut. Jumlah kasus terus meningkat sejak saat itu.
Pemilik restoran tersebut, yang telah buka selama lebih dari satu dekade, mengatakan bahan-bahannya dibeli dari pengecer di sekitar kota dan tidak ada kontrak jual-beli.
Restoran tersebut telah ditutup sementara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan awal menunjukkan bahwa produk tersebut tidak memenuhi standar keamanan pangan.
Polisi masih menyelidiki penyebab keracunan makanan tersebut.
Banyak orang beranggapan bahwa suhu panas yang menyebabkan bahan-bahan menjadi rusak, sehingga menciptakan kondisi bagi bakteri untuk tumbuh dan menyebar.
Selama pekan terakhir bulan April, suhu di Provinsi Dong Nai naik hingga 38 derajat dan suhu sebenarnya di luar ruangan empat-lima derajat lebih tinggi.
Departemen Kesehatan di wilayah tersebut dikutip BBC mengatakan bahwa tes darah dari beberapa orang yang sakit kritis menunjukkan adanya E. Coli – bakteri yang biasanya muncul dalam produk segar termasuk daging sapi, keju dan buah.(vnexpress,bbc)