Kelompok peretas yang melakukan pembobolan ATM yakni jackpotting diduga melakukannya secara berkelompok dan terkoordinasi. Di Amerika Serikat (AS), kelompok hacker tersebut diperkirakan telah mencuri lebih dari US$ 1 juta.
Pejabat keamanan Secret Service AS mengatakan bahwa peretas tersebut dalam beberapa hari terakhir ini telah melakukan setengah lusin serangan. Mereka berhasil membobol uang ATM di bagian AS mulai dari Pantai Teluk di bagian selatan negara New England di timur laut.
"Mereka berhasil membobol mesin ATM dengan jumlah uang tunai yang besar," tukas Matthew O'Neill, pejabat Secret Services seperti dikutip Reuters. Menurut O'Neill, kasus serupa telah terjadi di Eropa dan Amerika Latin dalam beberapa tahun terakhir.
Penjahat menggunakan teknologi yang menargetkan ATM dalam serangan jackpotting. Secret Services telah memperingatkan lembaga keuangan yang memaksa ATM untuk mengeluarkan sejumlah besar uang tunai. Peretas diprediksi memasang perangkat keras atau perangkat lunak berbahaya atau kombinasi keduanya untuk mengendalikan ATM dalam serangan jackpotting.
Diebold Nixdorf Incand NCR Corp, dua pembuat ATM terbesar di dunia telah memperingatkan pekan lalu bahwa penjahat siber menargetkan sejumlah ATM untuk melakukan jackpotting. Dalam membobol ATM, penjahat siber mendapatkan akses fisik kemudian mengganti hard drive. Lalu, mengendoskopinya untuk menekan tombol internal yang diperlukan. Sehingga dapat mengatur ulang perangkat tersebut.
Pembobolan tersebut hanya butuh waktu 23 detik hingga isi uang tunai di ATM benar-benar kosong. Satu-satunya cara untuk menghentikan mesin ATM yang mengeluarkan uang tunai adalah dengan menekan tombol 'cancel' pada keypad.
Belum ada tindakan pencegahan awal. Sebab perangkat lunak pada mesin ATM baik yang menggunakan Windows XP dan Windows 7 juga dapat dibobol.