close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Polisi Prancis menjaga kota saat protes meledak. Foto: Anandolu agency.
icon caption
Polisi Prancis menjaga kota saat protes meledak. Foto: Anandolu agency.
Dunia
Senin, 20 Maret 2023 07:46

Kerusuhan Prancis, polisi tangkap 500 orang

Lebih dari 500 pengunjuk rasa ditangkap dan 283 dari mereka telah dibebaskan.
swipe

Polisi Prancis telah menangkap lebih dari 500 orang di seluruh negeri. Mereka ditangkap terkait dengan aksi protes yang rusuh menolak reformasi pensiun tanpa suara parlemen.

Protes dan bentrokan meletus di berbagai bagian Prancis pada 16 Maret, setelah pemerintah menggunakan kekuatan konstitusional khusus untuk memaksakan reformasi pensiun tanpa pemungutan suara di majelis rendah.

Undang-undang baru akan menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 pada tahun 2030.

Meskipun ada larangan protes di alun-alun Paris di seberang parlemen, pengunjuk rasa pada hari Sabtu berkumpul di sana dan di sekitar jalan Champs Elysees.

Lebih dari 500 pengunjuk rasa ditangkap dan 283 dari mereka telah dibebaskan, menurut laporan media setempat.

Sementara itu, pengunjuk rasa diduga menyerang kantor ketua Partai Republik Eric Ciotti di kota Nice dan memecahkan jendelanya.

Berbagi foto dari kantornya dengan jendela yang pecah, Ciotti mengatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk menekannya agar memilih mosi tidak percaya terhadap pemerintah.

Sebelumnya, Ciotti telah mengumumkan bahwa kelompok politiknya tidak akan memilih mosi tidak percaya terhadap pemerintah atas reformasi pensiun.

Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden Emmanuel Macron memutuskan untuk menggunakan Pasal 49.3 Konstitusi untuk mengadopsi rancangan undang-undang yang kontroversial tanpa pemungutan suara parlemen.

Setelah disahkan oleh Senat, versi final draf RUU seharusnya diambil untuk persetujuan parlemen.

Namun, Macron mengadakan konsultasi dengan Perdana Menteri Elisabeth Borne, menteri lain, dan ketua kelompok parlemen partai politik untuk memutuskan apakah akan menggunakan kekuatan konstitusional khusus untuk melewati proses parlementer, lapor Le Figaro.

Borne kemudian menuju ke parlemen untuk memberikan pidato dan meminta Pasal 49.3.

Langkah tersebut memicu kecaman keras, termasuk dari anggota parlemen oposisi yang telah mengajukan dua mosi tidak percaya terhadap pemerintah untuk diperdebatkan di parlemen pada Senin sore, menurut France 24.(anandolu)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan