close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Vaksin Sinovac baru tiba di Indonesia/Foto  Amiri Newsroom/Infopublik  DJIKP Kominfo
icon caption
Vaksin Sinovac baru tiba di Indonesia/Foto Amiri Newsroom/Infopublik DJIKP Kominfo
Dunia
Selasa, 18 Mei 2021 20:09

Menlu: Ketidaksetaraan distribusi vaksin tingkat global masih besar

Pertemuan COVAX AMC-EG bahas suplai, distribusi, pendanaan, suplai, dan peluang investasi vaksin Covid-19.
swipe

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan, ketidaksetaraan distribusi vaksin di tingkat global masih besar. Pasalnya, hanya 0,3% dari suplai vaksin yang tersedia saat ini dikirimkan ke negara berpenghasilan rendah.

Hal ini disinggung Menlu saat memimpin pertemuan pertemuan virtual COVAX AMC Engagement Group (EG) Meeting ke-4, Senin (17/5), bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould.

"Diperlukan langkah segera untuk dapat memastikan akses setara terhadap vaksin, karena tidak ada negara yang dapat sepenuhnya bebas dari Covid-19, selama masih ada negara lain yang terjangkit," ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (18/5).

Terkait isu suplai dan distribusi vaksin, dibahas mengenai keterlambatan pasokan vaksin bagi vaksin yang dijadwalkan untuk disalurkan melalui COVAX Facility. Vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh SII (India) terkirim sekitar 18% dan produksi vaksin AstraZeneca oleh SK Bio asal Korea Selatan baru terkirim 50% dari komitmen awal.

Situasi ini diharapkan akan membaik pada akhir tahun dengan bertambahnya komitmen dari beberapa produsen vaksin lain dan dengan bertambahnya vaksin yang memperoleh Izin Penggunaan di Masa Darurat (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Upaya melipatgandakan kapasitas produksi vaksin termasuk dengan menghapuskan (waive) hak paten vaksin sangat krusial dalam upaya melawan pandemi," tegas Retno.

Hingga saat ini, COVAX Facility telah memegang komitmen suplai bagi 1,7 miliar dosis, dari total kebutuhan dua miliar dosis untuk didistribusikan pada 2021. Sejauh ini, 67,3 juta dosis telah dikirim oleh COVAX Facility ke 124 negara. Dari keseluruhan jumlah negara yang dijadwalkan menerima vaksin hingga Juni 2021, 85% di antaranya telah menerima pengiriman pertama.

Pertemuan itu juga membahas opsi cost-sharing vaksin melalui COVAX Facility, di mana negara berpenghasilan rendah-menengah yang berada dalam Advance Market Commitment (AMC) dapat membeli tambahan dosis vaksin, di luar alokasi vaksin gratis yang dijanjikan untuk 20% penduduk negara-negara AMC.

Pertemuan pada Senin juga mendiskusikan pendanaan vaksin Covid-19. Dari total US$8,3 miliar yang dibutuhkan, saat ini telah terkumpul US$6,6 miliar. Mengenai upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin, pertemuan COVAX AMC-EG juga menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif, tidak hanya pemerintah di seluruh tingkatan, tetapi juga dukungan berbagai lapisan masyarakat.

Data yang berkualitas dan strategi komunikasi yang baik diyakini akan menjadi elemen kunci untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, terutama dengan adanya tantangan yang ditimbulkan oleh misinformasi.

COVAX Facility merupakan inisiatif kolaborasi global terkait vaksin Covid-19 untuk mendistribusikan vaksin ke secara gratis. Misinya adalah memastikan distribusi yang setara terhadap vaksin yang aman, berkualitas, dan terjangkau untuk semua. Lewat skema COVAX Facility, Indonesia telah mendapatkan 6.410.500 dosis vaksin jadi dari AstraZeneca dan akan terus bertambah.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan