Jet tempur, helikopter, dan ribuan tentara Taiwan diterjunkan dalam latihan perang yang disimulasikan, guna mengantisipasi invasi dadakan China.
Latihan perang itu dilaksanakan seiring dengan peningkatan tekanan diplomatik dan militer dari Beijing. Hubungan Taipei dan Beijing sendiri memburuk sejak Presiden Tsai Ing-wen terpilih pada 2016 lalu. Itu disebabkan pemerintahan Tsai menolak mengakui Taiwan sebagai bagian "satu China".
Latihan digelar sejak Senin lalu. Pasukan Taiwan melakukan simulasi serangan kejutan baik udara dan pantai. Mereka memosisikan diri dalam upaya pertahanan menghadapi serangan China dalam skala besar-besaran.
Tsai memantau langsung sesi latihan perang pada Kamis (7/6) yang bertajuk Han Kuang atau Han Glory. Sebanyak 4.100 pasukan dilibatkan dalam latihan tempur tersebut. Helikopter dan pesawat tempur diterbangkan dari pangkalan Taichung.
Skenario latihan perang yang dimainkan adalah musuh mengebom pangkalan militer dan serangan darat. Dengan pengerahan tentara di darat dan jet tempur, pangkalan tersebut bisa diambil alih tentara Taiwan.
"Saya melihat kemampuan pasukan kita dan saya percaya bahwa pasukan kita bisa mencapai tujuan bersama yakni pertahanan yang solid dan siap menghadapi ancaman," kata Tsai dilansir Channel News Asia.
Sebelumnya, China menggelar latihan perang di Selat Taiwan pada April lalu. Selat itu memisahkan wilayah China daratan dan Taiwan. China mengirimkan jet tempur dan kapal induk untuk bermanuver di sana.
Beijing juga melakukan tekanan diplomatik ke Taiwan. Empat negara yang mengalihkan dukungan diplomatik dari Taiwan ke China sejak Tsai berkuasa.