Pejabat kesehatan senior Korea Utara, Pak Myong-su, mengklaim bahwa hingga kini negaranya benar-benar bebas dari infeksi coronavirus jenis baru yang telah merebak ke hampir seluruh negara di dunia.
Korea Utara pada Januari segera menutup perbatasannya setelah virus pertama kali terdeteksi di negara tetangga, China. Sejak saat itu, pemerintah setempat memberlakukan tindakan pengamanan ketat, termasuk melarang masuk semua pelancong asing.
Pak Myong-su menegaskan bahwa upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 telah sepenuhnya berhasil.
"Sejauh ini, tidak ada satu pun orang yang terinfeksi coronavirus jenis baru di negara kami," kata dia.
Dia menambahkan, pihak berwenang juga telah melakukan disinfeksi dan memblokir jalur darat, laut, dan udara.
Kantor berita Korea Utara KCNA pada Jumat (3/4) melaporkan bahwa hanya sekitar 500 orang yang kini dikarantina. Mereka menyatakan, pemerintah akan terus memperkuat upaya untuk mencegah terjadinya infeksi.
Sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran Covid-19, Pyongyang telah mengisolasi ribuan warganya beserta 380 warga asing, termasuk diplomat. Pekan lalu KCNA menyatakan bahwa hanya dua warga asing yang hingga kini masih diisolasi.
Korea Selatan mencatat 10.062 kasus positif Covid-19, di mana 174 di antaranya meninggal dan 6.021 lainnya sembuh.
Para ahli telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan yang lemah membuat Korea Utara sangat rentan terhadap coronavirus jenis baru. Sejumlah pihak menuduh Pyongyang tidak jujur dan menutup-nutupi jumlah infeksi yang sebenarnya.
Daily NK bulan lalu melaporkan bahwa 180 tentara Korea Utara diyakini meninggal akibat Covid-19 dan 3.700 personel militer lainnya telah dikarantina.
Seorang komandan militer Amerika Serikat di Korea Selatan, Robert Abrams, pada Kamis (2/4) menyangkal klaim Korea Utara terkait tidak ada infeksi di negara tersebut.
"Itu adalah klaim yang mustahil berdasarkan informasi intel yang telah kami terima," kata Abrams.
Pada akhir Maret, dalam surat pribadi kepada Pemimpin Utara Kim Jong-un, Presiden AS Donald Trump menawarkan kerja sama untuk menangani pandemik Covid-19.
Choi Jung-hun, seorang mantan dokter asal Korea Utara yang melarikan diri ke Korea Selatan pada 2012, juga meragukan klaim nol infeksi tersebut.
"Saya dengar ada banyak kematian di Korea Utara, tetapi pihak berwenang tidak memberitahu apakah itu disebabkan oleh coronavirus jenis baru atau bukan," jelas dia.
Korea Utara juga meminta bantuan terkait penanganan virus. Pada Februari, Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan telah menyediakan 1.500 alat tes diagnostik atas permintaan Korea Utara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana mengalokasikan US$900.000 untuk mendukung respons Korea Utara mengatasi Covid-19.
Negara bebas infeksi lainnya
Sebagian besar negara yang hingga kini belum melaporkan kasus coronavirus jenis baru adalah negara-negara di Kepulauan Pasifik dan segelintir di Asia.
Meskipun belum mendeteksi kasus penularan Covid-19, pemerintah Mikronesia sejak akhir Januari mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat. Pada 14 Maret, otoritas setempat memberlakukan langkah-langkah pengendalian perbatasan, termasuk melarang masuk pendatang dari negara-negara yang terdampak coronavirus jenis baru.
Kepulauan Solomon termasuk salah satu yang belum melaporkan kasus Covid-19. Pemerintah dari negara berpopulasi lebih dari 600.000 orang itu telah menetapkan keadaan darurat sejak 25 Maret. Sejauh ini, 10 orang dinyatakan negatif coronavirus jenis baru, dengan tiga kasus yang masih menunggu konfirmasi tes kesehatan.
Selain Kepulauan Solomon dan Mikronesia, Vanuatu, Samoa, Kiribati, Tonga, Palau, Tuvalu, dan Nauru juga tidak mencatat kasus infeksi Covid-19.
Negara Asia Tengah, Turkmenistan, mengklaim belum mendeteksi kasus coronavirus jenis baru. Turkmenistan dinilai setara dengan Korea Utara dalam hal kerahasiaan informasi oleh pemerintah.
Banyak yang memercayai klaim bebas infeksi mereka karena dibandingkan dengan Korea Utara, letak Turkmenistan lebih jauh dari sumber virus, China. Namun, ada beberapa yang berpendapat bahwa Turkmenistan belum melaporkan kasus positif karena tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan tes kesehatan.
Tajikistan pun belum melaporkan kasus infeksi Covid-19. Presiden Emomali Rahmon bahkan dilaporkan masih menghadiri pertemuan publik besar dan kerap berinteraksi dengan kerumunan masyarakat.
Atas permintaan Kementerian Kesehatan Tajikistan, pemerintah Amerika Serikat telah memberikan bantuan medis, termasuk alat pelindung diri (APD), untuk menghadapi coronavirus jenis baru. (The Guardian, South China Morning Post, dan The Diplomat)