Koalisi militer pimpinan AS yang memerangi sisa-sisa ISIS di Suriah dan Irak mengumumkan penangkapan seorang pemimpin senior ISIS dalam serangan darat di barat laut Suriah Kamis pagi.
"Orang yang ditahan itu dinilai sebagai pembuat bom berpengalaman dan fasilitator yang menjadi salah satu pemimpin tertinggi kelompok itu di Suriah," kata koalisi dalam sebuah pernyataan.
Sorang pejabat pertahanan AS kepada ABC News, mengatakan bahwa pasukan AS tidak mengalami hambatan berarti dalam misi itu.
Misi itu direncanakan dengan cermat untuk meminimalkan risiko kerusakan tambahan, terutama potensi bahaya bagi warga sipil,” kata Operation Inherent Resolve yang dipimpin AS. "Tidak ada warga sipil yang terluka selama operasi atau kerusakan pada pesawat atau aset koalisi."
"Serangan darat militer AS ke Suriah barat laut berisiko karena dilakukan jauh di barat dari pangkalan AS di Suriah timur di daerah yang dikendalikan oleh ekstremis atau pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad," lapor ABC News.
Serangan sebelumnya di daerah tersebut telah menargetkan pendiri ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, yang bunuh diri dalam serangan Oktober 2019, dan penggantinya, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi, yang meledakkan dirinya selama serangan AS pada Februari.
"Pasukan koalisi akan terus memburu sisa-sisa Daesh [ISIS] di mana pun mereka bersembunyi untuk memastikan kekalahan abadi mereka," kata Operation Inherent Resolve.
ISIS telah mempertahankan pemberontakan tingkat rendah di Irak dan Suriah, dengan sesekali melancarkan operasi besar, yang paling baru Januari pembobolan massal pejuang ISIS di Hasakah, timur laut Suriah.
Pasukan Kurdi Suriah yang didukung AS, yang didukung oleh serangan udara AS, merebut kembali penjara setelah pertempuran 10 hari, tetapi beberapa ratus militan ISIS kemungkinan melarikan diri dan ratusan lainnya diyakini tewas dalam pertempuran itu.
Sumber: The Week