Gambar yang diambil dengan satelit menunjukkan kerusakan fisik akibat banjir yang menewaskan sedikitnya 11.300 orang di kota Derna, Libya timur.
Dua bendungan di atas Derna jebol pada Senin (11/9) pagi, karena tekanan hujan yang turun akibat badai. Air yang terpendam menyapu beberapa blok dataran rendah di pusat kota Derna hingga ke Laut Mediterania.
Banyak yang mengatakan mereka mendengar ledakan keras saat bendungan tersebut meledak. Banjir setinggi beberapa meter (beberapa kaki) melanda lereng gunung hingga memasuki kota.
Gambar yang diambil sekitar 400 mil di atas permukaan bumi menunjukkan, bahwa bencana tersebut meninggalkan lapisan lumpur dan tanah berwarna coklat di seluruh kota.
Tak terhitung jumlahnya yang terkubur di bawah lumpur dan puing-puing, termasuk mobil-mobil yang terbalik dan bongkahan beton. Jumlah korban tewas melonjak menjadi 11.300 ketika upaya pencarian terus dilakukan. Sekretaris jenderal Bulan Sabit Merah Libya Marie el-Drese mengatakan kepada The Associated Press melalui telepon pada Kamis (14/9) waktu setempat.
Dia mengatakan, 10.100 orang lainnya dilaporkan hilang. Otoritas kesehatan sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas di Derna sebanyak 5.500 orang.
Gambar-gambar satelit menunjukkan kotoran dan puing-puing membentang ke laut hingga ke perairan dangkal Derna, yang tampak berwarna coklat di dekat garis pantai. Banyak jenazah yang tersapu ke laut kembali terbawa arus.
Menurut Organisasi Migrasi Internasional PBB, banjir telah menyebabkan sedikitnya 30.000 orang di Derna mengungsi. Dan beberapa ribu lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka di kota-kota timur lainnya.
Jembatan dan infrastruktur dasar lainnya juga ikut musnah, terutama bangunan di dekat sungai Wadi Derna.
Karena kerusakan jalan, bantuan baru mulai mengalir ke kota tersebut pada Selasa (12/9) malam.