Korea Selatan di ambang pandemi nasional

Otoritas kesehatan di Korea Selatan memperingatkan bahwa negara tersebut berada di ambang pandemi nasional menyusul lonjakan kasus Covid-19. 

"Kami berada di ambang pandemi nasional," kata Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (CDC) Jung Eun-kyeong pada Minggu (23/8).

Sebanyak 397 kasus baru Covid-19 dilaporkan pada Sabtu (22/8). Angka tersebut dinilai tertinggi kasus harian corona di negara itu, sejak Maret.

Menteri Kesehatan Park Neung-hoo pada Sabtu menyebut bahwa pembatasan sosial baru yang diterapkan sejak Minggu diberlakukan, menyusul pertumbuhan kasus infeksi selama sembilan hari berturut-turut.

Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menutup gereja, kelab, pantai, dan tidak memperbolehkan orang-orang menghadiri ajang olahraga profesional.

Selain itu, pihak berwenang juga melarang pertemuan dalam ruangan yang dihadiri lebih dari 50 orang atau pertemuan di luar ruangan dengan maksimal 100 orang.

Fasilitas yang dinilai rawan menjadi klaster infeksi seperti tempat karaoke, warnet, dan restoran, juga diperintahkan untuk ditutup.

Pembatasan sosial itu disebut sebagai skema social distancing level 2 yang berlaku di wilayah Seoul dan sekitarnya.

Mulai Senin (24/8), warga Seoul diwajibkan memakai masker dan penutup wajah setiap saat ketika berada di ruang publik, kecuali saat mereka makan atau minum.

Jung Eun-kyeong mengatakan, sekitar 841 kasus infeksi diidentifikasi berasal dari klaster unjuk rasa antipemerintah yang diadakan pada 15 Agustus. Demonstrasi tersebut dipimpin oleh seorang pengkhotbah sayap kanan yang mengepalai Sarang Jell Presbyterian Church.

Korea Selatan pada Minggu melaporkan 266 kasus baru, 258 di antaranya merupakan kasus lokal.

CDC menyatakan bahwa sejauh ini, negara tersebut mencatat 17.665 kasus positif coronavirus jenis baru, termasuk 309 kematian dan 14.219 pasien yang dinyatakan sembuh.

Otoritas kesehatan telah memperingatkan, jika jumlah infeksi tidak kunjung melambat pekan ini, Korea Selatan harus secara serius mempertimbangkan untuk mengadopsi pembatasan sosial level tertinggi, di mana pertemuan yang terdiri dari lebih dari 10 orang akan dilarang. (Voice of America dan Korea Times)