Korea Selatan telah meningkatkan kewaspadaan akan penyakit hewan ke level tertinggi setelah penemuan wabah demam babi Afrika pertamanya di peternakan babi di Paju, sebuah kota dekat perbatasannya dengan Korea Utara. Demikian disampaikan Kementerian Pertanian Korea Selatan pada Selasa (17/9).
Kasus tersebut dilaporkan kurang dari empat bulan setelah Korea Utara melaporkan wabah demam babi Afrika pertamanya pada akhir Mei.
Kim Hyeon-soo, Menteri Pertanian Korea Selatan, mengatakan kepada wartawan bahwa selain menaikkan tingkat siaga, hampir 4.000 babi akan dimusnahkan untuk mencegah penyebaran virus.
"Kami akan melakukan segala upaya untuk menghentikan penyebaran demam babi Afrika melalui tindakan desinfeksi segera," kata Kim.
Kementerian Pertanian Korea Selatan juga memerintahkan larangan memindahkan babi dan tenak selama 48 jam sambil terus mencari sumber virus.
Demam babi Afrika sangat menular, tetapi tidak memengaruhi manusia. Virus ditularkan oleh kutu dan kontak langsung antar hewan. Belum ada vaksin bagi virus ini.
Di Asia, wabah demam babi Afrika pertama dilaporkan terjadi di Asia Timur, tepatnya China pada awal Agustus 2018. Sejak itu, virus mematikan tersebut telah menyebar ke seluruh provinsi dan wilayah China, serta ke sejumlah negara-negara Asia lainnya, termasuk Vietnam dan Filipina.
Korea Selatan, ekonomi terbesar keempat di Asia, tidak mengimpor produk daging babi atau babi hidup dari Tiongkok karena sejarah penyakit kaki dan mulut di China. Impor datang dari Amerika Serikat dan Jerman.
Impor daging babi menyumbang sekitar sepertiga dari total pasokan daging babi Negeri Ginseng.
Menurut statistik, Korea Selatan memiliki 11,3 juta populasi babi. Harga babi lebih murah dibanding sapi dan daging babi sendiri, terutama bagian perut, merupakan yang paling populer.
Konsumsi daging babi per orang pada 2018 menurut data Kementerian Pertanian adalah 27,0 kg.
Wabah demam babi Afrika belum memengaruhi harga daging babi eceran di Korea Selatan. Harga eceran rata-rata untuk perut babi lokal adalah US$1.70 atau setara Rp23.942 per gram per 16 September, turun dari setahun sebelumnya.
Data bea cukai menunjukkan, dalam delapan bulan pertama tahun ini, Korea Selatan mengimpor 374.961 ton daging babi, turun 3,6% dari 388.772 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2018, impor daging babi Korea Selatan mencapai lebih dari 570.000 ton.