Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Senin (30/3) mengumumkan rencana untuk membagikan US$816 dalam bentuk tunai bagi setiap rumah tangga dengan empat anggota keluarga kecuali mereka yang pendapatannya masuk dalam 30% teratas secara nasional.
Langkah tersebut diambil untuk meredam dampak ekonomi dari pandemik Covid-19.
Pemberian uang tunai akan menjadi bagian dari anggaran tambahan tahap dua sebesar US$5,79 miliar yang disiapkan untuk mendorong ekonomi nasional yang terpukul akibat coronavirus jenis baru.
"Kecepatan adalah kunci untuk memberikan bantuan keuangan darurat seperti ini. Oleh karena itu, pemerintah akan merealisasikan anggaran tambahan tahap dua sesegera mungkin," tutur Moon Jae-in dalam pertemuan darurat pejabat pemerintah.
Presiden Moon mendesak parlemen untuk menyetujui anggaran terbaru tepat setelah pemilu legislatif pada 15 April. Dia menyatakan, semua warga Korea Selatan layak mendapat kompensasi atas upaya yang telah mereka lakukan untuk membendung penyebaran virus.
"Masyarakat telah menderita akibat coronavirus jenis baru dan mereka semua pantas diberi imbalan atas partisipasi mereka dalam upaya pencegahan penyebaran," kata dia.
Pada Senin, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 78 kasus infeksi baru, sehingga total kasus Covid-19 di negara itu menjadi 9.661. Dari jumlah itu, 158 orang meninggal dan 5.228 pasien telah dinyatakan sembuh.
Walaupun Korea Selatan tidak lagi mencatat lonjakan kasus infeksi baru per hari seperti sebelumnya, otoritas kesehatan setempat tetap waspada terhadap potensi penularan massal dari klaster-klaster lokal serta kasus impor dari luar negeri. Sejauh ini, pihak berwenang mengonfirmasi 476 kasus impor.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun pada Minggu (29/3) mengumumkan bahwa mulai Rabu (1/4), seluruh pendatang dari luar negeri wajib melakukan karantina mandiri selama dua minggu, terlepas dari kewarganegaraan mereka.
Pendatang yang melanggar aturan dapat dihukum satu tahun penjara atau dijatuhi denda hingga US$8.160. (Kyodo News dan Reuters)