Korea Utara (Korut) kembali membuat gebrakan dan menunjukkan ketidakkonsistenan dengan pernyataan mereka sebelumnya, dengan menghidupkan kembali fasilitas penelitian nuklirnya. Itu menjadikan janji denuklirisasi pun hanya menjadi pepesan kosong semata.
Citra satelit terbaru menunjukkan Korut memperbaharui infrastruktur di Pusat Penelitian Sains Nuklir Yongbyong, yang merupakan fasilitas untuk memproduksi senjata nuklir. Gambar dan analisis itu dipublikan 38 North, lembaga yang khusus memonitor Korut. Citra satelit yang diambil pada 21 Juni itu menunjukkan adanya modifikasi reaktor produksi plutonium dan proses konstruksi di beberapa fasilitas.
Ketika dihubungi CNN mengenai laporan citra satelit itu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) enggan berkomentar. “Kami hanya memantau dari dekat,” demikian keterangan mereka.
38 North menyatakan adanya proses pekerjaan di fasilitas Yongbyong yang seharusnya tidak terjadi, karena Korut berjanji akan melakukan denuklirisasi. Tapi foto itu menunjukkan kegiatan seperti biasa, dimana ada proses penelitian lanjutan yang dilaksanakan.
“Tidak ada perubahan dalam cerita yang sebenarnya. Lokasi produksi plutinium di Korut masih aktif,” kata Jeffrey Lewsi, profesor dari Middlebury Institute of International Studies. Gambar itu sangat kontras dengan deklarasi denuklirisasi antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un di Singapura pada 12 Juni lalu.
Sebelumnya pada Rabu (27/6) lalu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menegaskan, Korut masih menjadi ancaman nuklir. “Saya percaya kalau apa yang kita lakukan untuk mengurangi ancaman,” kata Pompeo. Dia menegaskan dirinya tidak meragukan itu. “Kita akan menjadikan tingkat ketegangan menurun,” paparnya.
Dalam pandangan Joel Wit, Direktur 38 North, konferensi itu memang penting. “Tapi, tidak ada perjanjian tertulis tentang apa yang harus dilakukan Korut,” ujar Wit. Karena itulah, menurut dia, tidak mengejutkan jika Pyongyang terus mengaktifkan fasilitas nuklir tersebut.
Menurut Wit, Korut terus mempertahankan operasional fasilitas nuklir untuk memproduksi senjata dan misil. “Gambar itu tidak mendeteksi aktivitas yang terjadi. Tapi, fasilitas nuklir itu tetap berjalan seperti biasanya,” katanya.