Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) akan menandatangani traktat perdamaian secara formal untuk mengakhiri Perang Korea pada akhir tahun ini. Pencapaian itu terjadi setelah 65 tahun kedua negara terlibat dalam berbagai ketegangan.
Dokumen itu tertajuk "Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kesejahteraan dan Unifikasi Semenanjung Korea" yang terungkap setelah pertemuan sehari dan 30 menit percakapan pribadi antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Kedua pemimpin sepakat mendeklarasikan tidak ada lagi perang di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian dimulai," demikian keterangan deklarasi itu dilansir CNN.
Perang Korea yang berakhir pada 1953 berakhir tanpa kesepakatan perjanjian damai, tapi hanya genjatan senjata. Tapi, trakta perdamaian belum dibicarakan, sehingga status kedua negara secara teknis masih berperang.
"Tidak ada lagi perang di Semenanjung Korea, era baru telah dimulai," ucap Moon setelah menandatangani deklarasi itu. "Kim Jong-un dan saya sepakat penyelesaian denuklirasi akan bisa dicapai dan itu akan menjadi tujuan bersama," terangnya.
Sebelum mencapai kesepakatan itu, Kim dan Moon menggelar acara penanaman pohon sebagai simboliasi perdamaian kedua negara. Kim tiba di zona demiliterisasi dengan limousine dengan pengawalan ketat para pengawalnya.
Setelah Kim berjabat tangan dengan Moon, keduanya mengambil sekop untuk menanam pohon pinus. Pohon itu diambil dari bibit pohon tahun 1953, akhir perang Korea. Kim menggunakan tanah dari gunung Pulau Jeju, sedangkan Moon menggunakan tanah dari Gunung Paektu di Korea Utara. Kedua pemimpin itu juga menyirami pohon yang baru ditanam.
Setelah acara penanaman pohon, Moon dan Kim menuju jembatan kayu yang telah dicat biru seperti bendera unifikasi Korea. Mereka duduk di kursi dan mengobrol secara pribadi selama 30 menit.
Belum ada konfirmasi apa yang dibicarakan kedua negara. Pertemuan itu juga tidak dihadiri menteri dan pejabat. Hanya beberapa fotografer dan kamerawan yang mengabadikan momen langka tersebut.
Gebrakan Korea Utara-Korea Selatan disambut baik China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan kedua pemimpin Korea sudah mengambil langkah historis. "Seperti puisi China, 'bencana tidak pernah memisahkan saudara sejati, dan sebuah senyuman bisa mengeliminasi perasaan yang berat'," ujarnya.