Kremlin mengatakan pada Senin (28/11) waktu setempat, menyambut baik tawaran Vatikan untuk menyediakan platform negosiasi guna menyelesaikan konflik Ukraina, tetapi posisi Kyiv membuat hal ini mustahil.
"Tentu saja, kami menyambut baik kemauan politik seperti itu, tetapi mengingat situasi de facto dan de jure yang kami miliki sekarang di Ukraina, platform seperti itu tidak dapat diminta," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Paus Fransiskus menegaskan pada 10 hari yang lalu bahwa Vatikan siap melakukan apapun yang mungkin untuk menengahi dan mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina, dalam sebuah wawancara dengan harian Italia La Stampa.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina lebih dari sembilan bulan lalu, beberapa negara termasuk Turki, Israel, dan China disebut-sebut sebagai mediator potensial dalam konflik tersebut.
Bahkan Rusia menuduh Ukraina menutup prospek pembicaraan dengan mengesampingkan keterlibatan dengan Presiden Vladimir Putin. Tetapi Kyiv menolak gagasan menyerahkan wilayah yang direbut dalam apa yang dilihatnya dan oleh Barat sebagai perampasan tanah gaya kekaisaran.
Paus Francis sering menyebut Ukraina dalam penampilan publiknya dan telah memperingatkan beberapa kali bahwa krisis berisiko memicu penggunaan senjata nuklir dengan konsekuensi global yang tidak terkendali.
Bulan lalu, dia untuk pertama kalinya secara langsung memohon kepada Putin untuk menghentikan "spiral kekerasan dan kematian" di Ukraina.