Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, menunjuk kabinet baru beranggotakan 17 orang Senin (18/4). Langkah ini diambil di tengah protes rakyat yang menuntutnya mundur dari jabatan.
Seperti dilansir BBC, Rajapaksa awalnya memecat kabinetnya dan meminta partai-partai oposisi untuk membantu membentuk pemerintahan baru. Namun, oposisi menolak. Rajapaksa kini menunjuk kembali sejumlah anggota partainya untuk mengisi pos-pos pemerintahan.
Sri Lanka diketahui tengah bergulat dengan krisis ekonomi terburuk sejak merdeka dari Inggris pada 1948. Beberapa penyebabnya adalah kurangnya devisa negara yang membuat Sri Lanka tidak mampu membayar impor bahan pangan pokok dan bahan bakar. Kelangkaan parah membuat harga-harga kebutuhan pokok meroket.
Pemadaman listrik di Sri Lanka sudah berlangsung secara rutin di separuh hari atau lebih, ditambah dengan kekurangan makanan, obat-obatan, dan BBM membuat publik marah. Tuntutan mereka terhadap pengunduran diri presiden semakin besar.
Pekan lalu, negara itu menyatakan gagal membayar sementara utang luar negerinya. Pembayaran atas beberapa utang obligasi tersebut melewati jatuh tempo Senin ini. Bursa saham juga telah ditangguhkan selama sepekan mulai Senin.
Penunjukan kabinet baru tampaknya menjadi tanda lain bahwa presiden tidak akan tunduk pada tuntutan pengunjuk rasa. Media yang berpihak kepada pemerintah menuduh aksi damai di Galle Face Green Kolombo yang diikuti ribuan massa didanai oleh kelompok teroris.
Sebelumnya, ketika protes dimulai, Rajapaksa mengaktifkan undang-undang darurat dan memberlakukan jam malam untuk mencoba menghentikan protes dan juga melarang media sosial. Dia kemudian menarik langkah-langkah ini ketika protes berlanjut.
Demonstrasi menandai perubahan elektabilitas Rajapaksa yang meraih kekuasaan dengan kemenangan mayoritas pada 2019. Sebelumnya dia berkampanye akan menjaga stabilitas negara. Sebaliknya, yang terjadi adalah peningkatan korupsi dan nepotisme. Saudara dan keponakannya menduduki posisi penting di dalam negeri. Anggota keluarga presiden diketahui menjadi orang-orang terkaya di Sri Lanka. Namun, tidak ada anggota keluarga presiden dalam kabinet baru ini.