Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengatakan bahwa aktivis iklim Greta Thunberg perlu belajar ekonomi sebelum berkomentar mengenai divestasi bahan bakar fosil.
Mnuchin menyebut, seruan Thunberg yang meminta para investor untuk berhenti berinvestasi pada bahan bakar fosil menunjukkan kurangnya pemahaman aktivis berusia 17 tahun itu mengenai ekonomi dan lapangan kerja.
"Setelah dia belajar ekonomi di perguruan tinggi, dia bisa kembali dan menjelaskan maksud dari pernyataannya itu kepada kami," tutur Mnuchin di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pada Kamis (23/1).
Dalam konferensi pers WEF, Mnuchin ditanya apakah AS perlu mengikuti seruan Thunberg dan menghilangkan bahan bakar fosil sepenuhnya.
"Apakah dia kepala ekonom? Siapa dia? Saya bingung," jawab Mnuchin, menambahkan bahwa dia hanya bercanda.
Mnuchin menuturkan, orang-orang yang menyerukan divestasi perlu paham bahwa hal tersebut membawa masalah ekonomi yang signifikan, terutama berhubungan dengan lapangan kerja.
Thunberg, bersama 20 aktivis iklim muda lainnya, meminta para pemimpin dunia yang menghadiri WEF untuk berhenti berinvestasi dan sepenuhnya menghilangkan bahan bakar fosil.
Merespons kritikan Mnuchin, Thunberg mengatakan, tidak perlu gelar sarjana ekonomi untuk memahami bahwa subsidi bahan bakar fosil dunia saat ini akan melebihi batas "anggaran" emisi CO2.
"Jadi, pilihan Anda adalah memberi tahu kami cara agar subsidi bahan bakar fosil tidak melebihi batas emisi atau menjelaskan kepada generasi mendatang dan mereka yang terdampak mengapa kami harus mengabaikan komitmen iklim," twit Thunberg.
Berbicara kepada peserta WEF pada Selasa (21/1), Thunberg mengkritik lambatnya gerak para pemimpin politik dalam mengatasi keadaan darurat iklim.
"Saya telah diperingatkan bahwa meminta orang-orang untuk panik atas krisis iklim adalah hal yang sangat berbahaya," tutur dia. "Tapi, jika Anda tidak menyadarinya, dunia saat ini sedang terbakar."
Aktivis asal Swedia itu menjadi sorotan dunia setelah pada 2018, Thunberg bolos sekolah setiap Jumat untuk berdemonstrasi di luar gedung parlemen.
Tindakan Thunberg memicu gelombang pemogokan sekolah di seluruh dunia tiap Jumat. Gerakan itu dikenal "Fridays for Future". (BBC dan CNBC)