Indonesia meluncurkan Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun pada side events KTT Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali, Senin (9/10). Dokumen tersebut diklaim bagian dari strategi mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan potensi karbon biru.
"Ini juga akan berfungsi sebagai peta jalan bagi upaya Indonesia untuk melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru, meningkatkan potensi penyimpanan karbon untuk kepentingan planet kita, dan generasi mendatang," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam keterangannya.
Menurutnya, ekosistem karbon biru memegang peran penting bagi masyarakat pesisir, yang ruang hidup dan penghidupannya berpotensi terdampak climate-related coastal risks. Misalnya, cuaca ekstrem, badai, erosi, dan banjir.
Berbagai risiko tersebut pun dapat mengakibatkan dampak sosial ekonomi, terancamnya keanekaragaman hayati, serta berkurangnya layanan ekosistem yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia dan alam.
"Untuk mengatasi masalah-masalah perubahan iklim yang kompleks, kita membutuhkan komitmen dan solusi yang beragam. Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun akan menjadi bagian peningkatan target kontribusi nasional (NDC) Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjadi peta jalan untuk menentukan langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh," tuturnya.
Dalam Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun, Indonesia akan fokus mengintervensi regulasi pemanfaatan ruang laut dan melakukan restorasi padang lamun. Langkah itu diproyeksikan bakal berdampak pada penurunan emisi karbon secara signifikan pada 2030.
Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong masyarakat turut serta dalam perlindungan dan pengumpulan data padang lamun.
"Untuk mendukung hal ini, tengah dikembangkan aplikasi yang mudah digunakan oleh masyarakat dan pembangunan the Blue Carbon Room, ruang terpusat untuk memantau aktivitas karbon biru di Indonesia," ujar Trenggono.
Indonesia memiliki modal 17% cadangan karbon biru dunia selain menjadi rumah bagi sekitar 11,5% lamun dunia. Karenanya, pengembangan karbon biru di RI dinilai perlu memperhitungkan ekosistem lamun sebagai penyangga karbon biru mengingat nilainya tiga kali lebih tinggi dibandingkan luasan setara hutan darat.
Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun, yang merupakan kerja sama KKP dan United Nations Development Programme (UNDP), berisi hasil perhitungan pengurangan emisi dari ekosistem lamun yang bertujuan melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru serta meningkatkan potensi penyimpanan karbon.
Dalam berbagai kesempatan, KKP terus menekankan pentingnya menciptakan laut yang sehat, aman, tangguh, dan produktif bagi kesejahteraan bangsa melalui diplomasi maritim serta kerja sama dengan berbagai negara untuk mewujudkan strategi pembangunan ekonomi biru (blue economy) yang menitikberatkan pada pertimbangan ekologi.