Masalah Myanmar menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Retret KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9). Hal-hal yang dibahas, misalnya, tidak ada kemajuan pelaksanaan Lima Poin Konsensus (5PC).
"Semua memahami situasi yang sangat pelik, complicated, dan tidak mudah untuk diselesaikan," ucap Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. Namun, 5PC tetap menjadi rujukan utama dalam menyelesaikan krisis Myanmar.
Selain itu, para pemimpin ASEAN mendesak kekerasan di Myanmar dihentikan. Lalu, membentuk troika guna keberlanjutan penanganan krisis Myanmar mengingat situasi takkan berubah dalam satu tahun ke depan.
"Karena komitmen ASEAN untuk terus membantu rakyat Myanmar, maka disepakati pembentukan troika antara current chair, previous chair, and next chair," tuturnya.
Selanjutnya, mempertahankan keterwakilan nonpolitis Myanmar di ASEAN. Pun berkomitmen melanjutkan bantuan kemanusiaan ke "Negeri Seribu Pagoda".
"Untuk bantuan kemanusiaan terjadi kemajuan, yang semula harus dilakukan hanya melalui kanal SAC, maka sekarang AHA Centre sudah dapat melakukan bantuan kemanusiaan ke pihak-pihak yang memerlukan," kata Retno.
SAC atau Dewan Administrasi Negara dibentuk militer Myanmar. SAC dipimpin Min Aung Hlaing. Adapun AHA Centre (ASEAN Coordnanting Centre for Humanitarian Assistance) adalah organisasi antarpemerintah yang didirikan ASEAN untuk memfasilitasi kerja sama dan koordinasi penanggulangan bencana di Asia Tenggara.