close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
  Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di lokasi pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Far Eastern Federal University di Russky Island kota Vladivostok, Rusia, Kamis (25/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Shamil Zhumatov
icon caption
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di lokasi pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Far Eastern Federal University di Russky Island kota Vladivostok, Rusia, Kamis (25/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Shamil Zhumatov
Dunia
Kamis, 25 April 2019 19:21

KTT Korea Utara-Rusia berakhir, Putin puji Kim Jong-un

Putin mengaku puas dengan hasil pertemuan puncaknya dengan Kim Jong-un.
swipe

Baik Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong-un merespons positif pertemuan perdana mereka yang digelar di Far Eastern Federal University, Vladivostok, pada Kamis (25/4).

Kedua pemimpin sempat berbicara empat mata sebelum akhirnya memulai diskusi lebih luas yang melibatkan para pejabat tinggi dari kedua belah pihak.

Presiden Putin mengatakan dia puas dengan hasil pertemuan puncaknya dengan Kim Jong-un. Dia mengatakan akan membahas hasil KTT Vladivostok dengan China dan Amerika Serikat.

"Kami semua senang dengan hasil pembicaraan, baik saya maupun mitra saya," sebut Presiden Putin. "Chairman Kim Jong-un adalah seorang yang cukup terbuka, memimpin sebuah diskusi terbuka tentang seluruh isu yang ada dalam agenda."

Ketika ditanya apakah Kim Jong-un bersedia untuk melanjutkan komunikasi dengan AS, Putin mengatakan pemimpin Korea Utara akan dibimbing oleh kepentingan nasional negaranya. Namun Putin menambahkan, "Ketika menyangkut krisis Semenanjung Korea, kita tidak bisa menyelesaikan apapun tanpa pembicaraan."

"Tentu saja, saya akan membahas hasil pertemuan dengan pemimpin China, tetapi kami juga akan secara terbuka dan blak-blakan membahasnya dengan para pemimpin AS. Tidak ada rahasia di sini. Posisi Rusia selalu terbuka, tidak ada konspirasi," kata Putin.

Putin menambahkan, "Kim Jong-un sendiri yang meminta kami untuk memberitahu AS tentang posisi mereka, tentang isu-isu yang berkaitan dengan proses yang terjadi dan di seputar Semenanjung Korea."

Perjalanan perdana Kim Jong-un ke Rusia terjadi sekitar dua bulan setelah KTT kedua Amerika Serikat-Korea Utara di Hanoi berakhir tanpa kesepakatan.

Sementara itu, Kim Jong-un mengomentari KTT Vladivostok dengan mengatakan bahwa dia telah melakukan pembicaraan yang terbuka dan berarti dengan Putin tentang bagaimana mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan kawasan.

"Rakyat dari kedua negara yang berbagi nilai-nilai persahabatan yang berharga, yang diciptakan dan diperkuat saat mengatasi setiap kesulitan dan tantangan yang dilempar kepada kita oleh sejarah, memiliki pemahaman yang mendalam bahwa pengembangan hubungan Korea Utara-Rusia yang tidak henti-hentinya tidak hanya melayani kepentingan bersama kita tetapi juga sangat diperlukan untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas kawasan," ungkap Kim Jong-un pada awal perjamuan makan malamnya dengan Putin, tepatnya sebelum kedua pemimpin negara bersulang.

Kim Jong-un juga mengatakan bahwa rakyat Korea Utara selalu memiliki emosi kasih dan persaudaraan dengan rakyat Rusia dan merasa bangga bahwa sebuah negara hebat seperti Rusia adalah tetangga dekat mereka.

Meski keduanya menunjukkan ekspresi optimis tentang hubungan mereka, tetap saja tidak ada detail lebih lanjut tentang pembicaraan mereka.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa Kim Jong-un yang tiba di Vladivostok pada Rabu (24/4) dengan kereta antipelurunya, kemungkinan akan tinggal di kota itu sampai Jumat (26/4). Adapun Putin akan bertolak ke Beijing pada Jumat untuk menghadiri konferensi internasional Belt and Road Initiative.

Satu hal yang menonjol dari KTT Vladivostok adalah bagaimana Putin menunjukkan apa yang disebut media sebagai rasa hormatnya kepada Kim Jong-un yang merupakan "pemain baru" di panggung internasional.

Putin dikabarkan tiba 30 menit lebih awal dibanding Kim Jong-un, sesuatu yang disebut tidak biasa mengingat Presiden Rusia itu dikenal sering terlambat.

Tahun lalu, Putin tiba 45 menit terlambat saat pertemuannya dengan Trump di Helsinki, membuat Presiden AS itu harus menunggu. Demikian laporan Statista.

Pada 2015, Putin juga terlambat dalam pertemuannya dengan Paus Fransiskus. Sementara pada 2014, Kanselir Jerman Angela Merkel dibuat Putin menunggu selama 4 jam 15 menit saat jamuan makan malam pribadi.

Kebiasaan buruk Putin ini pernah dikomentari oleh mantan istrinya Lyudmila Putina. Menurut The Guardian, Lyudmila mengatakan, "Saya selalu tepat waktu, tetapi Vladimir Vladimirovich sebaliknya. Lima belas menit telah masih oke, setengah jam juga masih baik-baik saja. Tapi ketika satu setengah jam berlalu dan dia tidak kunjung muncul, Anda mulai menangis." (CNN, AP dan Business Insider)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan