Presiden Joko Widodo menegaskan, Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate. Mantan Wali Kota Solo tersebut juga mengajak dunia untuk melakukan aksi-aksi nyata.
Penanganan perubahan iklim, jelas Jokowi, merupakan kepentingan nasional Indonesia dan diwujudakan melaui kebijakan, pemberdayaan, dan penegakkan hukum. Ia menyampaikan, laju deforestasi Indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir. Pun penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut saat ini mencapai 66 juta hektare.
"Penurunan kebakaran hutan hingga sebesar 82% di saat beberapa kawasan di Amerika, Australia, dan Eropa mengalami peningkatan terluas,” ucapnya secara virtual dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/04).
Mantan Gubernur DKI Jakarta memaparkan, Indonesia telah memutakhirkan kontribusi yang ditentukan secara nasional (nationally determined contributions/NDC) untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menagih komitmen negara maju terkait penyelenggaraan Konvensi Kerangka Perubahan Iklim ke-26 di Inggris, termasuk target sejumlah negara menuju net zero emission tahun 2050.
“Negara berkembang akan melakukan ambisi serupa jika komitmen negara maju kredibel disertai dukungan riil. Dukungan dan pemenuhan komitmen negara-negara maju sangat diperlukan,” ujarnya mengutip laman Setkab.
Indonesia, sambungnya, sedang mempercepat pilot percontohan net zero emission. Antara lain dengan membangun Indonesia Green Industrial Park seluas 12.500 hektare di Kalimantan Utara yang akan menjadi yang terbesar di dunia.
Presiden Jokowi juga menyarankan agar kemitraan global diperkuat agar target Persetujuan Paris tercapai. Kesepahaman dan strategi, katanya, perlu dibangun di dalam mencapai net zero emission dan menuju UNFCCC COP-26 Glasgow.
“Kami sedang melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 620 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia dengan daya serap karbon mencapai empat kali lipat dibanding hutan tropis. Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi, termasuk investasi untuk transisi energi,” jelasnya.
KTT Leaders Summit on Climate tersebut dibuka Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris. Konferensi tersebut diikuti oleh 41 kepala negara, kepala pemerintahan, dan ketua organisasi internasional.