Kanselir Jerman Olaf Scholz hendak memperdalam hubungan ekonomi dengan Thailand, Malaysia, dan Filipina. Hal itu seiring dengan upaya mendiversifikasi hubungan perdagangan di Asia dan mengurangi ketergantungan pada China.
Scholz dijadwalkan menerima para pemimpin ketiga negara Asia Tenggara itu untuk melakukan pembicaraan terpisah di Berlin pekan ini.
Dilansir Bloomberg, para pembantu dekatnya menggambarkan dialog tersebut sebagai upaya terkoordinasi guna mengurangi ketergantungan sepihak pada China dan meningkatkan ketahanan ekonomi Jerman melalui rantai pasokan yang lebih beragam dan kemitraan bahan mentah.
Scholz berjumpa dengan Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Junior di Berlin pada hari Selasa (12/3), sehari setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dari Malaysia.
Keduanya membahas peningkatan hubungan militer antara Berlin dan Manila. Setelah pembicaraan, Marcos Jr menyebut pelatihan angkatan bersenjata Filipina, pertahanan terhadap serangan siber, dan perlindungan pantai sebagai bidang-bidang yang memungkinkan kerja sama yang lebih erat.
Dia ingat bahwa Jerman telah terlibat dalam pelatihan tentara Filipina sejak tahun 1974, lebih lama dibandingkan hampir semua negara lain di dunia.
Saat ditanya, Marcos Jr tidak berkomentar secara spesifik mengenai kemungkinan proyek senjata gabungan.
Filipina dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya telah berselisih dengan China mengenai wilayah maritim dan pulau-pulau di Laut Cina Selatan selama bertahun-tahun. Hal inilah yang menjadi alasan utama Filipina berupaya memperkuat kemampuan militernya di sektor maritim.
Kedua negara juga ingin bekerja sama lebih erat dalam pengembangan bahan mentah serta aksi iklim dan migrasi tenaga kerja.
Ribuan pekerja terampil asal Filipina bekerja di Jerman, khususnya di sektor keperawatan.
Scholz mengatakan bahwa “pengembangan lebih lanjut yang sangat komprehensif” dari kerja sama di sektor keterampilan telah direncanakan. “Kami juga berencana untuk menuangkannya ke dalam teks konkrit yang bisa kita sepakati,” ujarnya disitat DPA.
Setelah pertemuan dengan PM Malaysia Anwar pada hari Senin, Scholz berkata: "Kawasan Indo-Pasifik sangat penting bagi Jerman dan Uni Eropa. Oleh karena itu kami ingin memperdalam kerja sama politik dan ekonomi secara intensif."
Pembicaraan mereka juga menyentuh konflik Israel-Palestina dan konfrontasi bersenjata saat ini antara Israel dan organisasi militan Hamas Palestina di Jalur Gaza.
Malaysia memiliki hubungan dengan Hamas, dan Anwar mengkritik Israel dalam pidatonya pada hari Senin.
Anwar menegaskan, konflik antara Israel dan Palestina tidak hanya dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.
Dia menegaskan bahwa Malaysia memiliki hubungan dengan sayap politik Hamas, dan menambahkan: “Kami tidak memiliki hubungan apa pun dengan kelompok militer mana pun.”
Sebaliknya Scholz menekankan bahwa Israel berhak mempertahankan diri dari teror Hamas.
Namun kanselir Jerman juga kembali menyerukan gencatan senjata jangka panjang di Jalur Gaza, yang akan membantu membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan memungkinkan bantuan kemanusiaan.
Setelah pertemuannya dengan Marcos dan Anwar, Scholz dijadwalkan menemui Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin pada hari Rabu.
Pemerintahan berhaluan kiri-tengah Scholz telah memutuskan untuk mengurangi ketergantungan ekonominya pada China dan memperluas kemitraan dengan negara-negara Asia lainnya.(bloomberg,yahoo)