Telah terjadi ledakan sangat besar di Port of Beirut, Lebanon, Selasa (4/8) pukul 18.02 waktu setempat. Ledakan dahyat tersebut mengakibatkan 78 orang meninggal dan 4000 lainnya luka-luka.
Reuters menyebut, ledakan itu berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan selama enam tahun di gudang tempat meniyimpan bahan peledak di Beirut.
Atas kejadian itu, Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati kepada Pemerintah Lebanon dan juga belasungkawa kepada keluarga korban.
"Lokasi ledakan berdekatan dengan Downtown Beirut dan berjarak sekitar 7 km dari KBRI Beirut. Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan," bunyi keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam rilisnya, Rabu (5/8).
Kemlu menyebut ledakan tersebut melukai satu WNI yang telah berhasil dikontak KBRI Beirut. "Saat ini dalam kondisi stabil serta dapat berkomunikasi dengan baik. KBRI akan terus melakukan pendampingan kepada yang bersangkutan hingga pulih," lanjut Kemlu.
KBRI Beirut telah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat dan melakukan pengecekan kepada WNI lainnya yang berada di Beirut.
"Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234, di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa," pungkasnya.