close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penambang mencari batu giok di dekat penggali tanah berat di area penambangan batu giok Hpa Kant, Negara Bagian Kachin, Myanmar utara, 25 Februari 2017. Foto: La Min Tun/EPA
icon caption
Penambang mencari batu giok di dekat penggali tanah berat di area penambangan batu giok Hpa Kant, Negara Bagian Kachin, Myanmar utara, 25 Februari 2017. Foto: La Min Tun/EPA
Dunia
Rabu, 22 Desember 2021 17:35

Longsor di tambang batu giok Myanmar, 1 tewas 70 diduga hilang

Myanmar penyumbang batu giok terbesar di dunia, tetapi area pertambangannya juga menyumbang korban kecelakaan terbesar secara nasional.
swipe

Bencana longsor di sebuah area penambangan batu giok di Myanmar Rabu (22/12) pagi waktu setempat menyebabkan sedikitnya satu orang tewas dan 70 lainnya hilang. Sebagian besar korban adalah penambang batu giok ilegal. Longsor tambang giok itu terjadi di kawasan Hpakant di negara bagian Kachin, Myanmar Utara.

Menurut seorang pejabat di the Kachin Network Development Foundation (KNDF), tanah longsor terjadi sekitar pukul 04:00. Dia menyebut, sekitar 70 orang dikhawatirkan tersapu ke danau limbah pertambangan. "Pihak berwenang tiba di lokasi sekitar pukul 07:00 pagi dan sedang melakukan pencarian," kata Pejabat Sipil Dashi Naw Lawn.

Seperti dilansir BBC, Myanmar adalah penyumbang batu giok terbesar di dunia, tetapi area pertambangannya juga menyumbang korban kecelakaan terbesar secara nasional. Tanah longsor diyakini disebabkan oleh luapan puing-puing yang dibuang dari truk ke tambang terbuka. Puing-puing menyebabkan gundukan seperti lereng besar yang bisa berbahaya di daerah yang tidak ditanami pohon. Akibatnya keadaan ini memaksa mereka yang mengais-ngais fragmen batu semi mulia itu untuk bekerja dalam kondisi berbahaya.

Penambangan batu giok sebenarnya dilarang di Hpakant, tetapi peraturan ini ditentang oleh warga setempat karena kurangnya lapangan pekerjaan dan diperparah dengan kemiskinan akut selama pandemi Covid-19. Beberapa hari yang lalu, sebelum longsor besar ini terjadi setidaknya ada sepuluh penambang yang bekerja secara tidak resmi hilang dalam tanah longsor lain di sebuah blok batu giok di Hpakant.

Sebelumnya pada 2020, lebih dari 160 orang yang sebagian besar adalah warga migran meninggal dalam salah satu bencana terburuk di Hpakant setelah limbah pertambangan runtuh ke danau. Undang-undang penambangan batu permata baru disahkan pada 2018, tetapi para kritikus mengatakan pemerintah tidak memiliki cukup banyak inspektur dan otoritas untuk melakukan pengawasan terhadap penambangan ilegal ini. 

Perdagangan batu giok di Myanmar menjanjikan nilai ekonomi yang cukup besar. Perdagangan batu giok Myanmar dilaporkan bernilai lebih dari US$30 miliar per tahun, dengan Hpakant menjadi lokasi tambang batu giok terbesar di dunia.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan