Los Angeles gempar dengan pembunuhan Nicholas Simbolon dan 3 tunawisma
Los Angeles dikejutkan dengan aksi pembunuhan berantai di akhir November. Salah satu korban adalah Nicholas Simbolon. Polisi belum mengungkap motif pembunuhan tersebut namun telah menangkap pelakunya.
Nicholas Simbolan, 42 tahun, dibunuh pada 28 November. Ia ditembak di depan rumahnya di San Dimas.
Menurut polisi LA, pelaku telah membuntuti Simbolon sejak ia berada di stasiun pengisian daya mobil listrik Tesla yang berjarak 19 km dari rumahnya.
Simbolon, ditemukan oleh istrinya di dalam Tesla miliknya di garasi rumah. Ia menderita luka tembak di bagian atas tubuh. Paramedis menyatakan dia meninggal di tempat kejadian.
Menurut Departemen Sheriff Los Angeles, video pengawasan menunjukkan bahwa Simbolon diikuti pulang dari stasiun pengisian kendaraan listrik di blok 200 South Citrus Street di West Covina. Tersangka mendekati Simbolon di garasi, mencuri beberapa barang, lalu menembaknya secara “tidak masuk akal” kata Kepala LASD Robert Luna.
Sementara, tiga korban lain dibunuh dalam waktu dan tempat terpisah, namun hanya berselang empat hari berturut-turut yakni pada 26 November, 27 November dan 29 November.
Korban adalah Jose Vamos, 37, Mark Diggs, 62, dan korban ketiga diyakini adalah pria berusia 52 tahun yang belum diungkap identitasnya.
Pihak berwenang mengatakan penembakan fatal terhadap tiga pria itu terjadi pada dini hari ketika para korban sedang tidur atau bersiap untuk pulang malam.
Jose Bolanos, 37, ditemukan tewas di sebuah gang sekitar jam 3 pagi pada 26 November. Pada 27 November, Mark Diggs, 62, ditembak dan dibunuh saat mendorong troli sekitar jam 5 pagi. Korban ketiga, 52 tahun, yang belum diidentifikasi itu ditembak dan dibunuh pada 29 November sekitar pukul 02.30.
Pelaku pembunuhan diidentifikasi sebagai Jerrid Powell. Pria itu ditangkap pada Sabtu kemarin.
Polisi Los Angeles semula hanya mengungkap tersangka terkait pembunuhan Simbolon. Namun, belakangan diungkap bahwa pelaku yang sama ternyata bertanggung jawab atas pembunuhan tiga orang lainnya, yang merupakan tunawisma.
Polisi berhasil mengidentifikasi mobil Powell di sekitar area pembunuhan Simbolon. Mobil yang sama juga terlacak ada di antara waktu dan tempat di mana tiga pembunuhan lain terjadi.
“Penyelidikan kami telah mendokumentasikan bahwa kendaraan Powell berada di lokasi ketiga pembunuhan tersebut,” kata Kepala Polisi Los Angeles Michel Moore.
Atas temuan itu, pihak berwenang menetapkan Powell sebagai tersangka. Polisi juga menemukan barang bukti lain berupa sebuah pistol yang diidentifikasi digunakan untuk menghabisi para korban. Dia sudah ditahan atas pembunuhan Simbolon ketika polisi mengumumkan penangkapannya.
Michel Moore menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan yang tidak masuk akal.
“Sungguh mengerikan dan saya telah melakukan pekerjaan ini selama lebih dari empat dekade. Caranya yang berdarah dingin saat dia berjalan dan menembak orang ini tanpa ragu-ragu, tanpa interaksi,” katanya.
Nicholas Simbolon bekerja sebagai manajer proyek di kantor eksekutif Los Angeles County. “Dia adalah seorang pengembang produktif yang baru saja menyelesaikan sistem IT inovatif untuk memproses proses anggaran daerah kami,” kata Kathyrn Barger, anggota Dewan Pengawas daerah, pada konferensi pers.
Sementara, rekan kerjanya menggambarkan dia sebagai orang yang baik hati, lembut, dan pekerja keras.
Kementerian Luar Negeri RI menyebut Nicholas Simbolon sudah berstatus warga negara AS. "Almarhum bukan WNI," kata Muhammad Iqbal, juru bicara Kemlu kepada wartawan.
Kepala Polisi Los Angeles Michel Moore mengatakan dari empat pembunuhan ini terdapat kesamaan lokasi, yakni area terbuka.
“Kesamaan di antara kasus-kasus pembunuhan ini adalah masing-masing korban berada di area terbuka, sendirian,” jelas Chief Michel Moore.
“Kami yakin ada satu individu yang mendekati masing-masing korban dan menembak serta membunuh mereka saat mereka tidur,” kata Moore terkait pembunuhan terhadap tiga pria tunawisma.
Kasus ini mendapat perhatian khusus dari Walikota Los Angeles Karen Bass. Ia sempat menulis di akun resminya X (sebelumnya Twitter) berharap warga kota bekerja sama untuk menangkap tersangka Jerrid Joseph Powell.
“Tidak ada yang bisa menghentikan Los Angeles,” cuitnya. Ia pun mengakui bahwa para tunawisma menghadapi ancaman bahaya setiap hari.
Para pejabat di kota tersebut sebelumnya telah memperingatkan penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal untuk mencari perlindungan jika memungkinkan atau tinggal dalam kelompok karena tersangka tampaknya menargetkan individu.
Pembunuhan terhadap tunawisma meningkat
Data dari Departemen Kepolisian Los Angeles mengungkapkan tingkat pembunuhan tunawisma telah meningkat pada dekade ini - jumlah total pembunuhan dalam tiga tahun dekade ini melebihi seluruh dekade terakhir.
Pada tahun 2017, 29 korban pembunuhan di Los Angeles merupakan tunawisma. Pada tahun 2022, jumlah tersebut melonjak menjadi 74.
“Kita menghadapi epidemi tunawisma dan tinggal di luar rumah, serta epidemi kekerasan bersenjata,” kata Barbara DiPietro, direktur kebijakan senior pada Layanan Kesehatan Nasional untuk Dewan Tunawisma.
“Tidak ada yang perlu terkejut melihat angka ini meningkat. Kami melemparkan orang-orang yang rentan ke dalam serigala setiap hari,” katanya.
Menurut DiPietro, antara empat dan lima orang yang tidak memiliki rumah meninggal setiap hari karena berbagai sebab, termasuk kekerasan.(AP, Hill, The Sun)