close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia, saat berada di Madrid, Spanyol, Selasa (10/12). REUTERS/Sergio Perez
icon caption
Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia, saat berada di Madrid, Spanyol, Selasa (10/12). REUTERS/Sergio Perez
Dunia
Kamis, 12 Desember 2019 10:37

Greta Thunberg jadi Person of the Year 2019 versi Majalah Time

Majalah Time mencatat bahwa remaja berusia 16 tahun itu telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.
swipe

Aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg (16) yang menginspirasi jutaan anak muda untuk mengambil tindakan atas isu perubahan iklim dinobatkan sebagai Person of the Year 2019 oleh Majalah Time.

Greta meluncurkan kampanye perubahan iklim sejak berusia 15 tahun dengan bolos sekolah setiap Jumat untuk berdemonstrasi di luar parlemen Swedia, mendorong pemerintahnya untuk memenuhi tujuan ambisius: mengekang emisi karbon.

Tindakannya dengan cepat menarik perhatian, dan pada September tahun ini, jutaan orang turun ke jalan-jalan di seluruh dunia untuk mendukung perjuangannya.

"Dalam 16 bulan sejak (memulai protesnya), dia telah berbicara dengan para kepala negara di PBB, bertemu Paus Fransiskus, berdebat dengan Presiden Amerika Serikat, dan menginspirasi 4 juta orang untuk bergabung dalam pemogokan global," sebut Majalah Time.

Greta merupakan individu termuda yang memenangi penghargaan tersebut.

"Margaret Atwood membandingkannya dengan Joan of Arc. Setelah memerhatikan peningkatan penggunaannya seratus kali lipat, para leksikograf di Collins Dictionary menyebut gagasan yang dipelopori Thunberg, climate strike, sebagai word of the year," tulis Time.

Greta, yang menginjak usia 17 tahun pada Januari, saat ini tengah berada di Madrid, Spanyol, untuk menghadiri KTT Iklim COP25.

Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore, yang juga seorang aktivis lingkungan, menuturkan bahwa Time membuat keputusan cerdas dengan memilih Greta.

"Greta mewujudkan otoritas moral dari gerakan aktivis muda yang menuntut agar kita bertindak segera untuk menyelesaikan krisis iklim. Dia adalah inspirasi bagi saya dan orang-orang di seluruh dunia," ujar Gore.

Greta, yang mengakui bahwa sindrom Asperger-nya menjadi keuntungan dalam kampanyenya, berlayar melintasi Samudra Atlantik selama 20 hari untuk sampai di Madrid. 

Sikap Greta yang tidak kenal kompromi telah membawanya berkonfrontasi dengan sejumlah tokoh dunia. Dia tertangkap kamera memberikan tatapan maut kepada Donald Trump, seorang yang antiperubahan iklim, dalam KTT Iklim PBB di New York pada September.

Saat berpidato dalam kesempatan yang sama, dia meluapkan kemarahannya.

"Ini sepenuhnya salah. Saya seharusnya tidak berada di sini. Saya semestinya kembali ke sekolah ... Namun kalian semua datang kepada kami kaum muda untuk harapan. Beraninya kalian?," kata Greta saat itu. "Kalian telah mencuri mimpi-mimpi saya dan masa kecil saya dengan kata-kata kosong kalian."

Presiden Brasil Jair Bolsonaro baru-baru ini menyebut Greta sebagai anak nakal setelah remaja itu mengkritik kekerasan yang meningkat terhadap penduduk asli, di mana dua anggota suku Amazon dilaporkan ditembak mati.

Membalas pernyataan Bolsonaro, Greta mengubah deskripsi dirinya di akun Twitter-nya dengan "Pirralha". Itu merupakan bahasa Portugis yang digunakan Bolsonaro untuk menyerangnya.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan